Mohon tunggu...
Adi Putra
Adi Putra Mohon Tunggu... Dosen - Dosen STT Pelita Dunia

Bonum est Faciendum et Prosequendum et Malum Vitandum

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Orang Kristen Jangan Kuatir

29 Mei 2020   20:17 Diperbarui: 29 Mei 2020   20:18 3116
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar: karenakasihnya.wordpress.com

Burung tidak pernah terlibat dalam proses tanam-menanam seperti menabur benih dan kemudian menuainya, namun mereka tidak pernah kelaparan. Bukan berarti mereka malas, karena tetap mereka mencari makan. Akan tetapi meskipun mereka tidak pernah menabur, Tuhan tetap memberi mereka makan.
Dan yang menarik adalah di sini Yesus mengatakan, "Bapamu yang di Surga memberi mereka makan" bukan bapa mereka. Artinya, Bapa telah memelihara atau menyediakan makanan bahkan untuk burung liar atau yang tidak terpelihara sekalipun.

Bukankah kamu/engkau jauh lebih berharga dari pada burung-burung itu? Penekanannya ada pada kata kamu atau engkau. Di mana setiap murid Kristus sangat berbeda dengan burung, mereka jauh lebih berharga dari burung-burung. Apabila burung-burung liar saja dipelihara oleh Bapa, apalagi kita yang adalah anak-anak-Nya pasti akan dipelihara dengan sempurna. Itulah sebabnya kita tidak perlu dan tidak boleh untuk kuatir.
Poin ini hendak mengajarkan kita untuk senantiasa bersandar kepada Allah.

2.Karena kekuatiran tidak ada manfaatnya bagi kita (ay. 27)

Pada bagian ini, Yesus hendak menegaskan kesia-siaan sebuah kekuatiran. Kita memiliki dua opsi untuk memahami frasa menambah sehasta saja pada jalan hidupnya. KJV memberikan terjemahan, "yang berpikir bisa menambahkan satu hasta kepada tingginya", sedangkan NRSV menerjemahkan, "dengan menjadi kuatir dapat menambah satu hasta kepada lama hidupmu".

Apapun yang hendak dikemukakan Yesus melalui ungkapan ini, tidak mustahil Dia sedang mengejek atau mengolok-olok kekuatiran dengan menyatakan betapa terbatasnya kekuatan dan kemampuan manusia bahkan untuk menambah tinggi badan sekalipun.

Oleh karena Yesus seringkali menggunakan humor yang bersifat hiperbola untuk menyatakan maksudnya. Seperti saat Dia berkata tentang betapa lebih mudah seekor unta melalui lobang jarum apabila dibandingkan dengan seorang yang kaya untuk masuk ke dalam kerajaan Surga (19:24).
Intinya, pada bagian ini Yesus hendak menegaskan kesia-siaan sebuah kekuatiran. Lalu mengapa kita harus kuatir kalau tidak ada manfaatnya bagi kita?

3. Karena kita jauh lebih berharga bunga liar dan rumput liar yang tumbuh di ladang (ay. 28-30)

Sekarang Yesus sedang berbicara tentang kekuatiran menyangkut pakaian. Itulah sebabnya dia bertanya, "mengapa kamu kuatir akan pakaian?"
Dalam hal ini Yesus mengajak kita untuk belajar kepada "bunga". Bunga yang dirujuk di sini adalah bunga liar (bunga yang tumbuh di padang), bukan bunga yang ditanam atau dipelihara oleh manusia.

Bunga seperti itu tidak bekerja, tidak memintal, meskipun demikian mereka sangat indah. Bahkan lebih indah dari jubah Salomo.
Matius 5 kali menyinggung Salomo dalam injilnya, dan lebih banyak dari kitab manapun dalam PB. Dan dalam konteks ini, Salomo menjadi simbol bagi kemegahan.

Akan tetapi kemegahan Salomo sekalipun tidak dapat menandingi keindahan bahkan salah satu saja dari bunga itu.
Selanjutnya dalam ayat 30, Yesus sekali lagi mengajak kita untuk melihat kepada rumput. Dan di sini Yesus merujuk kepada rumput liar, bukan rumput yang dipelihara. Rumput lambang tanaman yang begitu fana atau hidupnya singkat. Karena dikatakan, "yang hari ini ada, dan besok dibuang ke dalam api".

Yesus sedang menekankan tentang kefanaan dan kecilnya nilai rumput. Karena Allah memperhatikan tanaman yang begitu fana, tidakkah ia akan terlebih lagi memperhatikan pakaian para hamba-Nya?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun