Mohon tunggu...
K. Adi Purwanto
K. Adi Purwanto Mohon Tunggu... -

I am working with farmer.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Kelas Inspirasi Malang, Menginspirasi, dan Terinspirasi

6 Januari 2014   17:59 Diperbarui: 24 Juni 2015   03:05 79
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Hari ini, tepat sebulan yang lalu, saya terlibat sebagai relawan pengajar pada kegiatan Kelas Inspirasi Malang bersama Kelompok 13 di SDN Kiduldalem 2, Malang. Kelas Inspirasi adalah sebuah kegiatan dimana para professional berbagai profesi bercerita tentang profesinya masing-masing kepada murid-murid SD. Tujuan dari kegiatan ini adalah menginspirasi anak-anak SD betapa banyak profesi yang bisa menjadi cita-cita mereka, bukan sekedar dokter, tentara atau pilot.

Saya tidak akan bercerita tentang bagaimana saya (semoga) menjadi inspirasi mereka, meski sungguh surprise ternyata ada beberapa anak yang bercita-cita menjadi petani. Semoga engkau menjadi petani yang sukses, teman. Tetapi dari kegiatan ini sungguh saya malah terinspirasi oleh semua yang terlibat dalam kegiatan ini, terutama di SDN Kiduldalem 2.

Saya terinspirasi dan benar-benar jatuh cinta (saya rasa semua relawan dan panitia demikian juga) dengan seorang anak kelas 1 yang berkebutuhan khusus bernama Alam. Saya rasa semua akan teringat dengan Alam dengan segala keunikannya. Demikian juga ketekunan, keterbukaan dan semangat kepala sekolah, guru dan semua karyawan SDN Kiduldalem 2, membuat kita semua yakin ada yang peduli dengan dunia pendidikan kita.

Lebih dari itu, sungguh saya merasakan kehangatan, persaudaraan, sebagaimana sebuah keluarga yang luar biasa pada KI13, sebutan untuk kelompok kami, lebih dari sekedar sebutaan terinspirasi oleh mereka yang terlibat. Hari ini baru sebulan, tetapi yang saya rasakan seperti sebuah keluarga yang sudah lama, senda-gurau, saling gojlok, saling support, bahkan untuk hal-hal kecil, diantara kami. Dan pada kondisi ini, saya sejujurnya merasakan dan menemukan bahwa Indonesia tidak kekurangan orang baik. Inilah catatan saya :

Mbak Ochi, Josephine Setyarini. Secara personal, ibu dari gadi kecil Lala inilah yang dari awal berkomunikasi secara intens dengan saya, terutama untuk mengurus perjalanan Jakarta-Malang. Dari saat persiapan inilah saya mengenal sosok pelayan yang luar biasa dalam diri Insinyur Sipil ini. Keterlebitannya dalam KI di Solo, Bekasi dan Malang membuktikan bagaimana komitmennya untuk dunia pendidikan. Belum lagi bagaiana beliau tak kenal lelah untuk aktivitas sosial dan pelayanan gereja. Sungguh saya sampai sekarang belum bisa menemukan kata-kata yang tepat darimana energi itu datang dan membuat beliau tanpa lelah kesana-kemari dalam segala aktivitasnya. Dan juga tidak lupa untuk Lala, gadis kecil yang luar biasa, yang juga menjadi inspiratory bagi kami semua. Tetap sehat teh, semoga berkat Tuhan senantiasa mengalir dan menjadi berkat bagi sesama….

Mbak Devi Rahmayanti, dosen teknik. Sosok dosen gaul dan tidak jaim yang saya kenal. Ibu dosen dan juga ibu yang perhatian pada Putra-putrinya. Sungguh tidak menyangka bahwa ibu dosen ini juga gaul dengan anak-anak vespa…. Saya jadi pingin merasakan menjadi mahasiswa diruang kelasnya…. :d

Mas Ali Imron, inilah pegawai negeri sipil di KPP Araya yang padanya saya menemukan optimism tidak semua pegawai pajak seperti Gayus. Kenal pertama orangnya kalem, tetapi sungguh orang ini adalah orang yang puitis dan pantas menyandang gelar Pendekar Syair Berdarah dan juga usil. Kedua adek saya (saya akan sebutkan dibelakang) adalah korban setia keusilan Mas Ali ini. Tetaplah menjadi yang beda di KPP mas..doa kami agar mas Ali menjadi Menkeu.

Kak Nunik Rihardini, dokter hewan yang mungil ini ternyata mempunya kegiatan yang tidak semungil tubuhnya. Saya masih terbayang bagaimana kusutnya wajah bête kak Nunik begitu keluar kelas yang sulit ditanganinya sambil menggendong Dindon yang juga stress. Tetapi kemudian tawa renyahnya kembali keluar setelah keadaan terkendali. Tetaplah berkarya kak, dan menginspirasi bukan hanya anak-anak SD, tetapi juga warga Secreet Zoo, eh. Dindon dan Pingping apa kabar? Eh lagi. :d

Pak Dwi Cahyono, pemilik Resto Inggil, penggerak Malang Tempo Doeloe dan budayawan. Tak banyak interaksi dengan beliau, tetapi saya sungguh terinspirasi bagaimana beliau bisa menaklukkan kelas yang sulit dengan cerita-cerita beliau.

Mas Frandhica Ardhianto, fotografer dan juga guru. Sejujurnya saya kekurangan kata-kata untuk memuji sosok muda satu ini. Bagaimana pengajar muda ini mau mengajar di sd yang terpelosok dibanding mengajar di kota. Demikian juga aktivitasnya memelekkan orang-orang tua untuk bisa membaca dan menulis sungguh membuat saya salut padanya. Tetaplah berjuang mas, dan tetap menjadi guru yang baik. Hormat dan kagum kami ini, semoga bisa kami nyatakan dengan kunjungan kami ke SD Gedhangan besok Januari. Semoga segera ada yang saya sapa bu guru dhica..#eh

Mas Arsyad, ketua panitia KI Malang. Inilah sosok muda lainnya yang sungguh membuat saya kagum dan bangga. Pada seusia dia, saya belum melakukan apa-apa. Tetapi Mas Arsyad sudah punya seabrek kegiatan sosial didunia pendidikan dan kepedulian yang luar biasa. Teruslah menyala obor semangatmu mas…terlebih sebentar ada yang super-duper mendukung hehehehe…

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun