Mohon tunggu...
Adi Nugroho Sagara T.
Adi Nugroho Sagara T. Mohon Tunggu... Mahasiswa - Universitas Gadjah Mada

Mahasiswa Universitas Gadjah Mada

Selanjutnya

Tutup

Seni

Kecak Garuda Wisnu Kencana di GWK Bali

16 Desember 2024   21:55 Diperbarui: 16 Desember 2024   21:55 71
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Persiapan Kecak Garuda Wisnu Kencana (sumber: dokumentasi pribadi)

Bali merupakan salah satu destinasi wisata yang banyak dikunjungi oleh wisatawan domestik maupun mancanegara. Aksesibilitasnya yang mudah, akomodasi yang beragam, dan orang-orang yang ramah membuat Bali menjadi salah satu tujuan wisata yang dicintai oleh dunia. Bali menawarkan berbagai daya tarik seperti keindahan alamnya yang masih terjaga dan budayanya yang masih kental dan terpelihara. Wisata alam yang sering diincar wisatawan mancanegara di Bali yaitu pantai. Bali memiliki berbagai pantai terkenal yang sering diincar oleh wisatawan mancanegara seperti pantai pandawa, pantai kuta, dan pantai melasti. Di samping pantainya yang indah dan diincar banyak wisatawan, Bali juga memiliki situs taman kebudayaan yang cukup terkenal yaitu Garuda Wisnu Kencana (GWK).

GWK merupakan taman budaya yang ikonik di Bali yang terkenal dengan patung Garuda Wisnu Kencana yang juga merupakan salah satu patung terbesar di dunia. Patung Garuda Wisnu Kencana yang tingginya mencapai 121 meter ini menampilkan Dewa Wisnu yang menggunakan mahkota emas dan menaiki Garuda yang memberikan simbol pelindung alam semesta dan harmoni. Patung ini merupakan salah satu ikon budaya modern di Indonesia dan patung ini juga memiliki kedudukan patung tertinggi ke-4 di dunia. GWK ini memiliki taman yang luas untuk pertunjukan budaya dan seni. Salah satu pertunjukan budaya yang digelar yaitu pertunjukan Tari Kecak yang dilaksanakan pada sore hingga malam hari.

Pertunjukan Tari Kecak ini dilaksanakan di tengah area taman budaya GWK yang dihadiri oleh wisatawan-wisatawan domestik dari berbagai daerah dan wisatawan mancanegara. Menghadiri pertunjukan Tari Kecak di GWK memberikan pengalaman budaya yang sangat memukau. Tidak hanya sekedar untuk hiburan, tetapi Tari Kecak ini juga sebagai sarana untuk memahami warisan budaya Bali yang kaya akan nilai spiritual dan artistik. Tarian ini menghadirkan kisah yang berdasarkan pada legenda Garuda Wisnu Kencana yang menceritakan kisah pembebasan Dewi Winata oleh Garuda menggunakan bantuan Tirta Amerta atau air suci yang diberikan oleh Dewa Wisnu sebagai imbalan untuk Garuda karena menuruti keinginan Dewa Wisnu untuk menjadi tunggangannya. Cerita ini dibalut dengan lelucon-lelucon yang membuat pertunjukan tidak hanya berfokus pada membawakan cerita tetapi juga memberikan hiburan bagi para penonton di GWK. Sebelum acara dimulai juga terdapat barcode yang bisa di scan oleh pengunjung yang isinya mengenai sinopsis kisah legenda Garuda Wisnu Kencana tersebut.

Sebagai salah satu penonton yang menghadiri pertunjukan Tari Kecak tersebut, saya merasa tidak hanya terhibur, tetapi juga dapat terhubung dengan nilai-nilai dan pesan-pesan yang dihadirkan dalam pertunjukan tersebut seperti keberanian, kepemimpinan, kebijaksanaan, harmoni, perlindungan, ketulusan, dan pengorbanan. Dengan pertunjukan Tari Kecak ini, saya menjadi tersadar akan pentingnya melestarikan warisan budaya di Indonesia ini agar tidak tergeser ataupun hilang. Warisan budaya di sini dapat digunakan sebagai jembatan antar generasi sehingga dapat dilestarikan dan dilanjutkan oleh generasi yang berikutnya. Pembawaan cerita, properti yang digunakan, dan penghayatan karakter yang dimainkan menimbulkan rasa kagum yang mendalam akan budaya yang ada di Bali.

Tempat penyelenggaraan Tari Kecak ini bisa dibilang strategis karena berada di dalam GWK. Cerita yang dibawakan sesuai dengan patung yang megah memberikan kesan latar belakang dibangunnya patung tersebut. GWK ini dapat menampung banyak orang, para penonton pertunjukan tidak hanya duduk melingkari pertunjukan, tetapi juga ada yang duduk di tangga setelah patung Wisnu sehingga penonton dapat melihat dengan pemandangan yang lebih luas. Tetapi, karena banyaknya penonton yang datang, masih terdapat beberapa penonton yang sampai menghalangi jalan para pemeran untuk lewat menuju ke tengah panggung pertunjukan dan beberapa penonton tidak bisa melihat pertunjukannya karena terhalang penonton lain yang berada di depan mereka.

Alur pengunjung di GWK ini dimulai dari depan dimana pengunjung perlu menaiki tangga sampai ke patung Wisnu, kemudian dilanjutkan ke patung kepala Garuda yang ada di bawah belakang patung Wisnu. Setelah itu pengunjung perlu berjalan cukup lama untuk sampai ke patung Garuda Wisnu Kencana. Tempat GWK ini bisa dibilang cukup luas untuk menampung banyaknya wisatawan yang hadir, tetapi penyelenggaraan event yang bertitik pada satu kawasan membuat kawasan tersebut terkesan ramai dan penuh dengan pengunjung. Ketika pertunjukan Tari Kecak sudah selesai, hanya terdapat satu pintu keluar yang digunakan oleh seluruh pengunjung di GWK sehingga pengunjung berdesak-desakan hanya untuk ingin keluar dari area tersebut.

Pertunjukan Tari Kecak di GWK ini digelar setiap hari pada sore hingga malam hari. Terdapat website untuk melihat sinopsis dan cerita dari Kecak Garuda Wisnu Kencana yang menggunakan 2 bahasa yaitu bahasa Indonesia dan bahasa Inggris. Selain itu juga disajikan video singkat mengenai Garuda Wisnu Kencana di website tersebut. Terdapat beberapa platform yang menyediakan video untuk melihat Kecak Garuda Wisnu Kencana, tetapi bukan dari akun resmi GWK. Kecak Garuda Wisnu Kencana ini dapat dilihat secara langsung di GWK untuk mendapatkan pengalaman yang lebih maksimal.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Seni Selengkapnya
Lihat Seni Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun