Oleh: Adi Suhenra Sigiro, M.Th
Terkadang pelayanan menjadi ajang untuk mengaktualisasikan diri. Karena merasa diri mampu, merasa berpengalaman, merasa diri bisa, maka senang untuk menonjolkan diri supaya dihargai, diterima dan diakui oleh orang lain. Semakin mendapat pujian dari orang semakin merasa nyaman dan bahagia.
Pelayanan yang sekedar ingin mengaktualisasikan diri adalah pelayanan ditutupi oleh kepura-puraan, apapun akan dilakukan untuk mendapat penerimaan dan pengakuan dari orang lain. Biasanya orang yang demikian suka berkata: "kalau saya tidak ada semua tidak akan berjalan, Â kalau saya tidak hadir, semua akan terkendala", sering kali orang yang demikian berkata: "coba kalau bukan karena saya, maka tidak akan terjadi apa-apa" Pelayanan yang demikian pada akhirnya akan merenggut kemuliaan Tuhan. Kalau orang demikian ditegur, atau tidak dipuji dari dalam hatinya akan muncul sikap benci, dendam, dll.
Bagaimana sebenarnya? Pelayanan adalah sebuah anugerah dan apapun yang kita kerjakan dan lakukan harus berfokus pada Kristus. Sehingga ketika tidak mendapat pujian, dan penghargaan dari manusia maka tidak akan kecewa tidak sakit hati, dan tidak mundur dari pelayanan.
Pelayanan yang berfokus kepada Allah membuat sikap hati menjadi rela berkorban, menderita. Bahkan  demi pelayanan dan pemberitaan Injil, orang tersebut akan mempertaruhakan perasaannya, hartanya, termasuk nyawa sekalipun.
Salah satu contoh Rasul yang melayani dengan berfokus kepada Tuhan adalah Rasul Paulus. Rasul Paulus awalnya adalah seorang penjahat, bahkan dulunya membunuh para pengikut Kristus.Â
Namun setelah perjumpaannya dengan Tuhan Yesus di jalan menuju ke Damsyik, rasul Paulus mengalami pertobatan dan perubahan hidup. Bahkan rasul Paulus dipakai Tuhan secara luar biasa dalam memberitakan Injil dan mendirikan jemaat diberbagai wilayah, mulai dari Asia bahkan sampai ke Eropa. Dalam pelayanannya, rasul Paulus banyak menerima pertolongan dan mujizat yang dari Tuhan.
Namun pada akhirnya Paulus disiksa dengan sangat kejam dan akhirnya dihukum penggal atas perintah kaisar Nero pada tahun 67. Rasul Paulus adalah rasul yang paling lama mengalami masa siksaan di penjara. Beberapa suratnya ditulis dan dikirimkan dari penjara.Â
Yang menarik dari sikap rasul Paulus adalah sekalipun telah dipakai Tuhan secara luar biasa dalam pelayanan dan dalam memberitakan Injil, rasul Paulus menyadari semua pelayanan yang diterimanya adalah anugerah Tuhan sehingga pelayananya berfokus pada Tuhan.
 Bagaimana dengan  kita, nampaknya pelayanan yang kita lakukan belum dapat dibandingkan dengan pelayanan yang dikerjakan oleh Rasul Paulus. Namun walaupun pelayanan kita masih sangat jauh dibandingkan dengan Rasul Paulus, terkadang kita malah membuat pelayanan sebagai ajang untuk mengaktualisasikan diri bukan untuk memuliakan Tuhan.Â
Kalau kita melakukan pelayanan untuk sekedar mencari kepuasan diri, dengan mencari pujian dan pengakuan dari orang lain maka kita bukan hamba Tuhan melainkan hamba manusa.