Mohon tunggu...
Adi SuhenraSigiro
Adi SuhenraSigiro Mohon Tunggu... Dosen - Melayani Tuhan, Keluarga, Negara, Gereja, Sesama, serta Lingkungan merupakan panggilan sejak lahir

Pendidikan S1: Sekolah Tinggi Teologi Kharisma Bandung (Lulus 2016). Pendidikan S2: Sekolah Tinggi Alkitab Tiranus Bandung (Lulus 2020). Pelayanan: Perintisan dan Pemuridan di Gereja Bethel Indonesia Jl. Pasirkoja 39 Bandung, tahun 2012-2022. Pekerjaan: Dosen PNS IAKN Tarutung

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

"Panggilan Menjadi Terang"

25 Agustus 2022   11:28 Diperbarui: 25 Agustus 2022   13:41 1027
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Oleh: Adi Suhenra Sigiro, M.Th

                      Pada mulanya langit, bumi dan segala isinya termasuk manusia diciptakan Tuhan dalam keadaan sangat baik (Kej. 1-2). Namun setelah manusia, yakni Adam dan Hawa jatuh dalam dosa dengan memakan buah terlarang yakni  buah pengetahuan yang baik dan yang jahat maka keadaan alam jadi berubah. Misalnya tanah yang tadinya subur menjadi tandus. Manusia akan berjuang dengan sekuat tenaga untuk memperoleh hasil bumi padahal tadinya semuanya sudah tersedia dan sangat mudah untuk mendapatkannya. Selain keadaan alam, setelah jatuh dalam doa pikiran manusiapun telah menjadi gelap dan tumpul.  Hal ini terlihat ketika manusia diusir dari taman Eden, sudah mulai timbul iri hati,kebencian yang mengakibatkan Kain membunuh Habel. (Kej.4). Kegelapan terus meliputi pikiran manusia, hal ini terlihat dari cara hidup manusia itu dikemudian hari,di mana mereka hidup dalam persundalan,pernikahan yang tidak seiman yang hanya didasarkan pada nafsu lahiriah, melihat kecantikan fisik bukan pada standar iman yang telah dikendaki Allah (Kej.6) yang membuat manusia menerima hukuman dari Tuhan yakni air bah (Kej.7).

                  Kegelapan pikiran dan hati terus meliputi manusia tersebut. Hal tersebut mendorong mereka untuk tinggi hati, kesombongan dan keangkuhan hidup, ingin menonjolkan diri, merasa bahwa mereka mampu bertahan hidup tanpa kuasa Allah. Dengan dibangunnya menara Babel menunjukkan bahwa manusia itu hidup angkuh (Kej.11). Tuhan pun menghukum manusia dengan menghancurkan menara babel dan membuat manusia berserak di segala penjuru dunia dengan bahasanya masing-masing. Tidak puas sampai di sini manusia dalam dalam pikirannya yang gelap terus melawan Allah dengan peristiwa Sodom dan Gomora, dimana manusia hidup dalam persundalan dengan sesama jenis (Kej.19) yang mengakibatkan Sodom dan Gomora dimusnahkan oleh Tuhan. Peristiwa penghukuman tersebut menggambarkan neraka dalam bumi karena mereka dibakar dengan api belerang yang turun dari langit dan tidak ada yang luput selain Lot dan anak-anaknya itu pun karena doa syafaat Abraham.

                   Kegelapan pikiran dan hati manusia terus berlangsung dalam sepanjang sejarah kehidupan manusia. Alkitab mencatat dalam Malekahi kitab Perjanjian Lama paling akhir bahwa dalam keluarga pun terjadi cara hidup yang tidak berkenan di hadapan Allah, yakni perselingkunan, ketidak setiaan terhadap isti masa muda atau istri pertama yang sah (Maleakhi 2:10-16). Seperti itulah cara hidup manusia dalam kegelapan dan jika diiamati perbuatan yang serupa terus terjadi sampai sekarang ini. Pada akhirnya semuanya pasti menuju kepada kebinasaan. 

                     Namun anugerah Tuhan turun atas manusia. Sebab tanpa anugerah itu manusia akan hidup terus dalam kegelapan dan semuanya akan menuju kepada maut dan kebinasaan kekal. Sebab upah dari dosa adalah maut (Rom.6:23). Anugerah Allah turun atas manusia, Tuhan Yesus di utus untuk menerangi dunia yang penuh dengan kegelapan ini.  Yesus datang ke dalam dunia ini  dengan meninggalkan segala keagungan, kesemarakan, kemualiaan, dan kesetaraan dengan Allah Bapa di surga, terlahir di kandang domba yang hina untuk memberikan terang yang sesungguhnya kepada manusia. Tuhan Yesus sendiri adalah terang sejati itu (Yoh. 1:1-14). Dia datang supaya manusia tidak berjalan dalam kegelapan yang menuju kebinasaan melainkan dalam Terang yang menuju hidup kekal. Melalui kehadiran-Nya, roh, hati, dan akal budi manusia discuikan,dikuduskan sehingga bisa berjalan dalam terang.

                      Ditengah kegelapan dunia yang terus berlangsung sampai pada masa sekarang, maka kita sebagai orang Kristen harus menjadi terang (Yes.60:1-2; Mat.5:14-16). Kita tidak bisa puas dengan hubungan kita yang intim secara pribadi dengan Tuhan dalam doa, pembacaan Alkitab, dan peribadahan kita setiap minggunya.  Lebih  dari itu, kita harus keluar dan datang kedalam kehidupan yang sesungguhnya di tengah-tengah keluarga, tetangga,  perusahaan, kuliah, politik,pemerintahan,masyarakat luas dengan menunjukkan cara hidup yang berbeda, yakni bukan lagi cara hidup seperti dalam kegelapan yang menuju manut melainkan cara hidup dalam terang menuju kepada hidup abdi dengan Bapa di sorga.  Orang Kristen jika tidak hidup dalam terang maka tidak akan membawa pengaruh apapun bagi dunia ini, namun jika hidup dengan menerangi dunia ini maka akan memberi dampat bagi kehidupan dunia, yakni mengubah pola pikir dunia,akan mengurangi kejahatan dan dosa semakin berkurang. Lebih dari pada itu dengan cara hidup dalam terang maka akan memperkenalkan Kristus yang adalah terang yang sesungguhnya bagi dunia ini sehingga mendorong manusia yang hidup dalam kegelapan ini untuk menerima-Nya sehingga pada akhirnya kita sama-sama berjalan dalam terang dan beroleh keselamatan kekal.

                          Paling tidak supaya mampu menjadi terang di tengah kegelapan dunia ini, maka sebagai orang percaya kita harus melakukan hal berikut, yakni:

  • Menerima Terang itu sendiri ( Yoh.1:10-13).

                         Semenjak manusia jatuh dalam dosa maka pikiran dan hati manusia memiliki kecenderungan untuk berbuat jahat sehingga sangatlah mustahil bagi seseorang untuk menjadi terang bagi manusia yang lain  tanpa Terang Sejati, yakni Tuhan Yesus Kristus ada dalam hidupnya.  Karena itu setiap orang harus percaya dan menerima Tuhan Yesus secara pribadi karena hal tersebutlah satu-satunya cara yang memungkinkan seseorang untuk meninggalkan kegelapan maupun dosa dan menjadi terang bagi manusia lainnya.  Tanpa seseorang menerima Terang Sejati, yakni Tuhan Yesus Kritus, jangankan untuk menjadi terang, ia sendiri akan terus hidup dalam kegelapan.  Sebagai gambaranya, saya pernah pelayanan Kalimantan Tengah tepatnya di Tumbang Bemban. Di desan Tumbang Bemban pada waktu itu belum masuk listrik. Kalau malam, paling ada Genset, Genset tersebut biasanya hidup antara pukul 18.30 sampai 20.00 paling lama pukul 21.00. Biasanya kalau pulang kunjungan ke rumah jemaat bisa di atas pukul 21.00. setelah pulang banyak hal yang sering terjadi karena tidak ada listri dan Genset sudah mati.  Di jalan kaki bisa tersandung batu, ke temu ular, terjatuh, dll.  Hal tersebut lumrah saya alami karena gelapnya kondisi jalan dan lingkungan. Artinya, tanpa ada terang mustahil untuk berjalan dengan baik. Demikianlah hidup ini tanpa ada Terang Sejati dalam hidup seseorang,  hidup akan tetap dalam kegelapan dan akan terus jatuh, dan tersandung dalam dosa. Untuk itu setiap orang harus mengundang Yesus secara pribadi dalam hatinya, supaya hati, pikiran dan roh, disucikan, dikuduskan sehingga memungkinkan untuk berjalan dalam terang dan menjadi terang bagi orang lain. 

                         Ada istilah mengatakan: "like Son Like Father". Dalam bahasa Batak: "Dang Dao Tubis Sian Bonana". Artinya kehidupan seorang anak mencerminkan kehidupan ayahnya. Dengan demikian, setiap orang tidak bisa hidup seperti Yesus sebelum ia dilahirkan kembali, artinya mengundang Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat dan Raja dalam hidupnya secara pribadi (1 Yoh. 2:6) karena setelah seseorang menerima Yesus maka orang tersebut diangkat (diadopsi) dan diberi kuasa menjadi anak-anak Allah (Yoh. 1:12-14).  Selanjuynya, jika Terang Sejati itu ada dalam diri seseorang maka pada hakekatnya tidak perlu ada perintah, nasihat, dll, karena Terang dalam diri orang tersebut akan terpancar dengan sendirinya dan terlihat dari kehidupan yang menerangi keluarga, masyarakat dimanapun orang itu berada dan senantiasa hidupnya memuliakan Allah.

  • Tinggal dan mengikuti Terang Sejati Itu (Yoh. 8:12).

                        Setelah menerima Terang Sejati itu, yakni Yesus Kristus maka orang tersebut harus tetap tinggal dalam Terang itu. Sumbuh Lampu akan padam jika sumbuh tersebut tidak bersentuhan lagi dengan minyak. Sebaliknya selama masih bersentuhan dengan minyak maka selama itu sumbuh tersebut dipastikan akan menyala. Roh manusia bisa padam, pikiran manusia terbatas, kcenderungan dan kemauan manusia bisa serong. Untuk itu seseorang harus terus melekat dalam kepada Terang Sejati, yakni Yesus Kristus. Supaya Yesus terus menerangi pikiran dan perbuatannya yang dapat memberikan pengaruh positif bagi orang lain. Dengan demikian, seorang tidak boleh meninggalkan persekutuan doa, pembacaan Alkitab, dan beribadah sebab melalui hal tersebut hubungan dan koneksi dengan Terang Sejati itu tetap terjaga. Allah adalah Terang (1 Yoh. 1:5-10) dan Allah telah hadir melalui Tuhan Yesus Kristus untuk menerangi kegelapan dunia yang membawa manusia keluar dari kegelapan menuju terang yang sesungguhnya. Sebagai orang Kristen kita dipanggil menjadi terang, menunjukkan pada dunia bahwa Terang Sejati itu ada dalam kehidupan kita. Tidak ada yang bisa mengubahkan dan memberi dampak positif bagi dunia ini selain kita yang menerima Terang Sejati itu. Dengan menjadi terang kita memuliakan Allah.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun