Oleh: Adi Suhenra Sigiro, M.Th
            Sahabat Pembaca yang beriman! Gaya hidup saudara sangat dipengaruhi oleh dengan komunitas di mana anda bergabung. Jika anda berada dalam komunitas tukang gosip maka besar kemungkinan saudara akan menjadi tukang gosip.  Selanjutnya, jika anda berada dalam komunitas orang yang memiliki karakter tinggi hati maka  besar kemungkinan karakter saudara akan terbentuk menjadi orang  yang berkarakter tinggi hati.Â
Selanjutnya jika saudara bergaul dengan mereka yang hidup hedonisme maka saudara pun akan terpengaruh untuk bergaya hedonisme.Â
Demikianlah dampaknya, jika seseorang membangun  komunitas dengan orang yang tidak hidup seturut dengan firman Tuhan. Untuk itu sangat perlu hati-hati untuk bergaul dalam komunitas. Jika saudara memilih komunitas yang membawa gaya hidup dan karakter saudara ke arah yang negatif maka berkat Tuhan akan menjauh (Maz. 1:6b).Â
Untuk itu, sangat penting bergabung dalam komunitas yang sehat. Jika bergabung dalam komunitas yang sehat maka akan berdampak positif terhadap pertumbuhan iman dan karakter kea rah yang lebih baik. Pertanyaannya, bagaimana menilai bahwa komunitas anda sehat atau tidak sehat? Berdasarkan Kis. 2:41-47 maka anda dapat mengenal tanda-tanda komunitas yang sehat sebagai berikut, yakni:
          Satu, komunitas yang senang mempercakapkan firman Tuhan (Kis. 2:42a).  Sahabat Pembaca yang beriman! Komunitas yang sehat senang mendengar dan belajar firman Tuhan. Jadi, ucapan dari setiap anggota komunitas pasti ucapan yang sesuai dengan firman Tuhan. Komunitas yang sehat, pasti tidak senang membicarakan kekurangan orang lain, menyimpan dendam dan amarah terhadap orang lain. Komunitas yang sehat, tidak senang membahas hal-hal yang negatif yang bertentangan dengan firman Tuhan.
                   Dua, komunitas yang senang berdoa (Kis. 2:42b).   Sahabat Pembaca yang beriman! Komunitas yang sehat pasti senang berdoa dan saling mendoakan satu dengan yang lainnya. Dalam komunitas  yang sehat, setiap anggota dalam komunitasnya, tidak berdoa karena terpaksa melainkan karena kesadaran diri sendiri yang didorong oleh kasih terhadap Tuhan, kasih terhadap sesama anggota dan yang didorong oleh pekerjaan Roh Kudus.
        Tiga, komunitas yang senang berbagi (Kis. 2:44-45).  Sahabat Pembaca yang beriman! Komunitas yang sehat, berarti ada kemauan setiap anggota untuk saling berbagi. Jika ada anggota yang kekurangan maka anggota lain yang memiliki berkat dapat menolong orang tersebut. Jika ada anggota komunitas yang bermasalah maka anggota lain akan memberikan solusi dan jalan keluar.
        Empat, komunitas yang menerima perbedaan (Kis. 2:46).   Sahabat Pembaca yang beriman! Dalam komuitas, pasti setiap anggota datang dengan berbagai latar belakang kebudayaan yang berbeda, pola pikir yang berbeda, perekonomian yang berbeda. Namun, perbedaan tersebut bukanlah menjadi alasan untuk menonjolkan diri. Sebaiknya semua anggota belajar untuk menyatukan hati dalam membicarakan apapun yang berbungan dengan kepentingan dan keperluan komunitas. Semua anggota komunitas tidak ada yang egois dan mementingkan diri sendiri melainkan melakukan segala sesuatu untuk kepentingan bersama dengan tulus dan sukacita (Kis. 2:46b).
          Lima, komunitas yang senang memuji Tuhan (Kis. 2: 47a).   Sahabat Pembaca yang beriman! Dalam komunitas yang sehat, maka semua anggotanya saling mendorong untuk melayani, beribadah dan memuji Tuhan. Fokus komunitas yang sehat bukan menyenangkan diri sendiri melainkan satu sama lain memiliki sikap yang sama hidup menyenangkan dan mempermuliakan Tuhan.
          Jika Sahabat Pembaca yang beriman membangun komunitas yang sehat maka orang lain akan tertarik untuk begabung dengan komunitas saudara. Jika orang lain bergabung dengan komunitas saudara maka mereka dapat dibimbing untuk percaya dan mengenal Tuhan Yesus (Kis. 2:47b).