Oleh: Adi Suhenra Sigiro, M.Th
Sahabat Pembaca! Kacang lupa kulitnya, demikianlah istilah yang sering digunakan apabila seseorang telah ditolong, diperhatikan, diperlakukan dengan baik namun orang tersebut tidak tahu berterima kasih kepada orang yang telah berjasa menolong dan memberikan kebaikan bagi dirinya. Artinya, kita harus mengingat dan berterimaksih kepada orang yang telah berbuat baik bagi kita bahkan harus membalas perbuatan orang tersebut dengan kebaikan pula. Demikian halnya dalam Mazmur 103:1-4, raja Daud mengingatkan kita untuk tidak pernah lupa memuji Tuhan dan mengucap syukur kepada-Nya karena Tuhan sendiri telah melakukan kebaikan demi kebaikan dalam hidup kita.
Sahabat Pembaca, menurut Mazmur 103:1-5, ada beberapa kebaikan yang kita terima dari Tuhan dan menjadi alasan bagi untuk kita untuk selalu memuji Tuhan serta mengucap syukur kepada-Nya.
Pertama, Kita memuji Tuhan serta mengucap syukur karena Tuhan telah mengampuni kita (Maz. 103:3). Sahabat Pembaca, Daud menyadari bahwa ia pernah jatuh dalam dosa sebagai mana disebutkan dalam 2 Samuel 11. Adapun dosa yang dilakukan oleh Daud adalah ia melakukan perzinahan dengan Batsyeba dan melakukan pembunuhan berencana terhadap Uria, suami dari Batsyeba tersebut. Kemudian ia mengambil Batsyeba menjadi istrinya. Melalui nabi Natan, Allah memperingatkan Daud bahwa apa yang dilakukan Daud sangatlah jahat di mata Tuhan. Namun ketika nabi Natan memperingatkan Daud, Daud merendahkan hati dan minta ampun di hadapan Tuhan. Kemudian Tuhan mengampuni dosa Daud tersebut walaupun dengan konsekuensi bahwa anak yang dikandung oleh Batsyeba harus meninggal (2 Samuel 12). Daud menyadari bahwa Tuhan tidak melakukan setimpal dengan kesalahan dan kejahatannya (Maz. 103:8-12).
Sahabat Pembaca, demikianlah, kita juga harus selalu memuji Tuhan dan mengucap syukur kepada-Nya karena Tuhan telah memberikan pengampunan atas dosa dan pelanggaran kita. Dalam Roma 3:23; 6:23 dikatakan bahwa semua manusia telah jatuh dalam dosa dan upah dari dosa adalah maut, yaitu terpisah selama-lamanya dari hadapan Allah baik di bumi maupun di sorga. Artinya, upah dosa adalah penderitaan dan kematian kekal di dalam neraka. Namun, melalui iman kepada Tuhan Yesus Kristus, kita beroleh pengampunan dan kehidupan kekal bersama dengan Tuhan Yesus dalam kerajaan sorga (Rom. 10:9-10). Ingat, bahwa kita menerima bagian dalam kerajaan sorga bukan karena usaha atau perbuatan baik yang kita lakukan (Ef. 2:8-9), karena kebaikan yang kita lakukan tidak akan pernah mencapai standar yang telah Tuhan tetapkan. Dalam kitab Yesaya 64:6a digambarkan bahwa segala kebaikan dan kesalehan kita sebelum diselamatkan oleh Tuhan Yesus adalah seperti kain kotor.
Kita adalah orang yang paling berbahagia di muka bumi ini karena Tuhan telah mengampuni dosa dan pelanggaran kita. Sebagaimana yang dikatakan Daud dalam Mazmur 32:1-2 Berbahagialah orang yang diampuni pelanggarannya, yang dosanya ditutupi, berbahagialah manusia yang kesalahanya tidak diperhitungkan Tuhan. Jadi inilah Inilah alasan pertama yang sangat penting mengapa kita harus selalu memuji Tuhan dan mengucap syukur kepada-Nya karena Tuhan Yesus telah memberikan pengampunan dari segala dosa dan pelanggaran kita melalui pengorbanan-Nya di atas kayu salib dan melayakkan kita untuk masuk ke dalam kerajaan sorga dan di sanalah kelak kita akan mengalami sukacita dan damai sejahtera yang tidak pernah berkesudahan.
        Kedua, kita memuji Tuhan serta mengucap syukur karena Tuhan penolong dalam kesesakan kita (Maz. 103:4). Sahabat Pembaca, Daud mengatakan bahwa Tuhan telah menebus hidupnya dari lobang kubur dan memahkotai dirinya dengan kasih setia dan rahmat (Maz. 103:4). Lobang kubur menggambarkan kesesakan, ketidakberdayaan, dan ketidakmampuan, serta ketidaksanggupan untuk melakukan apapun dalam mengatasi tantangan hidup. Hal ini sesuai dengan pengalaman Daud yang melewati beberapa tantangan yang berat sebelum dan sesudah Tuhan meneguhkannya menjadi raja bagi bangsa Israel. Tantangan yang dimaksud adalah Saul beberapa kali mencoba membunuh Daud, ketika Daud dipuji-puji oleh orang Israel karena Daud berhasil mengalahkan Goliat, orang Filistin. Daud beberapa kali terpaksa melarikan diri dari hadapan Saul, namun Saul tetap mengejarnya dengan mengerahkan pasukannya untuk membunuh Daud. Walaupun demikian, Tuhan tetap melindungi dan menjaga Daud (1 Sam. 18-22).
Kesesakan berikutnya muncul, yakni setelah Daud menjadi raja, anaknya bermana Absalom mengkudeta pemerintahannya dan berencana untuk membunuh Daud yang membuat Daud melarikan diri dari Yerusalem (2 Sam. 14-18). Tuhan pun menolong Daud dari rencana Absalom untuk membunuhnya dan Tuhan kembali meneguhkan Daud sebagai raja bagi Israel dan memulihkan kerajaan Israel yang dipimpinnya. Tuhan telah banyak menolong Daud dari kesesakan yang menimpanya, hal inilah menjadi alasan bagi Daud untuk selalu memuji Tuhan. Sama seperti Daud yang memuji Tuhan karena mengalami banyak pertolongan pada masa kesesakan, kita pun patut memuji Tuhan karena Tuhan pun selalu menolong kita pada masa kesesakan.
Kalau kita bisa melewati segala bentuk kesulitan dalam keuangan, keluarga, pendidikan, dll, teruma mampu melewati dengan baik masa Pandemi Covid 19 yang sudah berlangsung selama dua tahun, sadarilah itu semua karena kebaikan Tuhan dalam hidup kita. Tuhan masih campur tangan dalam ketidakmampuan, ketidakberdayaan kita sehingga kita dapat melewati berbagai kesulitan dan tantangan hidup. Hal inilah menjadi alasan yang sangat penting mengapa kita harus selalu memuji Tuhan dan mengucap syukur kepada-Nya.
Ketiga, kita memuji Tuhan dan mengucap syukur kepada-Nya karena Tuhan selalu memberikan berkat dan rahmat-Nya dalam hidup kita. Maz. 103:4b-5a). Sahabat Pembaca, Daud sendiri menyadari bahwa ia hanyalah manusia yang berasal dari debu (Maz. 103:14) dan kehidupannya sebagai manusia digambarkan seperti bunga di padang yang sebentar berbunga namun ketika angin datang, maka ia tidak ada lagi (Maz. 103:15-16).
Artinya Daud menyadari bahwa hidup di dunia ini hanya sementara saja. Walaupun begitu, Tuhan telah mengangkat Daud menjadi raja bagi bangsa Israel. Artinya, Daud menyadari bahwa kedudukannya sebagai raja yang memimpin bangsa Israel adalah berkat dan rahmat dari Tuhan. Apalagi sebelum diangkat menjadi raja, Isai, orangtua Daud pada awalnya kurang memperhitungkan Daud, Daud sangat disepelekan oleh orangtuanya. Hal ini nampak ketika Tuhan mengutus Samuel untuk mengurapi seorang anak dari keturunan Isai menjadi raja, orangtuanya hanya memperlihatkan saudara-saudara Daud, sementara Daud sendiri tetap dibiarkan untuk menggembalakan kambing domba. Inilah alasan Daud untuk memuji Tuhan karena Tuhan telah menunjukkan kebaikan dalam dirinya, dengan mengangkat Daud menjadi raja bagi bangsa Israel dan memberikan kemenangan setiap kali Daud melakukan peperangan.