Bagian Nusa Dua yang Tersembunyi

Menurut Pak Ketut, sudut Nusa Dua yang sedang kami datangi terletak di Desa Bualu. Suasanya juga asri dengan tumbuhan-tumbuhan taman yang memberikan keteduhan di tengah cuaca siang yang panas. Beberapa jenis tanaman tahunan tampak meranggas dikarenakan musim kemarau.

Bagian Nusa Dua Yang Tersembunyi (Dokumentasi Pribadi)

Bagian Nusa Dua Yang Tersembunyi (Dokumentasi Pribadi)

Pak Ketut (Dokumentasi Pribadi)

Adi Ankafia (Dokumentasi Pribadi)

Bagian Nusa Dua Yang Tersembunyi (Dokumentasi Pribadi)

Bagian Nusa Dua Yang Tersembunyi (Dokumentasi Pribadi)

Bagian Nusa Dua Yang Tersembunyi (Dokumentasi Pribadi)

Setelah puas menikmati keindahan Nusa Dua yang tersembunyi ini, kami melanjutkan perjalanan menuju Pantai Padang Padang dan Uluwatu sebelum ke Bandara Udara Internasional I Gusti Ngurah Rai. 

Baik Pantai Padang Padang maupun Uluwatu tidak memiliki perbedaan yang signifikan. Pantai yang terletak di Samudera Hindia dengan karang-karang dan tebing-tebing yang menjulang. Di Uluwatu menghabiskan waktu lebih lama untuk melihat kera-kera yang menikmati makanan yang diberikan oleh para wisatawan. Pada titik ini saya seperti menemukan sebuah pelajaran spiritual agar tidak menyakiti makhluk hidup lainnya. 

Sekitar bulan April tahun 2019 kemarin saya dan Istri berkunjung ke Uluwatu. Saat itu, selain menikmati pantai, saya dan Istri juga menikmati Tari Kecak yang fenomenal.

Pantai Padang Padang (Dokumentasi Pribadi)

Pantai Padang Padang (Dokumentasi Pribadi)

Pantai Padang Padang (Dokumentasi Pribadi)

Pantai Uluwatu (Dokumentasi Pribadi)

Pantai Uluwatu (Dokumentasi Pribadi)

Ada kutipan kalimat dari Pak Ketut yang sampai sekarang masih membekas di benak dan otak saya:

"Apapun warna/corak pakaian yang dikenakan, jika bersatu dalam bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia maka akan tampak indah"

Kutipan tersebut merupakan kegelisahan Pak Ketut akan kondisi Indonesia yang tampak sedang akan dipecah belah melalui hoaks konflik berbau SARA.