Mohon tunggu...
Adi Ankafia
Adi Ankafia Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Freelancer

Euphemia Puspa Tanaya Jasmine

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Kroasia di Piala Dunia 2018

19 Juli 2018   07:06 Diperbarui: 15 Januari 2019   12:56 911
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Berbicara Kroasia tidak lepas dari sejarah runtuhnya Yugoslavia yang diwarnai oleh perang antar etnis dalam periode waktu 1991 sampai 1995. Pernyataan Dejan Lovren melalui video yang ditayangkan oleh Liverpool TV berjudul My Life as a Refugee seolah mengkonfirmasi bahwa sekuad Kroasia yang tampil pada Piala Dunia 2018 dengan rata-rata tahun lahir 1985 sampai 1993 mengalami masa kenak-kanak di bawah teror perang yang dipelopori oleh Presiden Republik Sprska, Radovan Karadzic yang dibantu oleh pasukan federal pimpinan Ratko Mladic. Republik Sprska berisi tiga etnis Serbia, Bosnia, dan Kroasia, sebelumnya bernama Republik Serbia Bosnia-Herzegovina

Awalnya, Kroasia, bersama Bosnia and Herzegovina, Serbia (dengan dua daerah otonom bernama Kosovo dan Vojvodina), Montenegro, Slovenia, dan Macedonia, sejak tahun 1918 merupakan bagian dari Yugoslavia, sebuah negara di kawasan Balkan, di sebelah tenggara Eropa, Beribukota Beograd. Tercatat, Yugoslavia yang bermakna Slavia Selatan pernah menganut sistem Kerajaan dan Republik. 

Pada awalnya mereka hidup sangat rukun dibawah kepemimpinan Josip Broz Tito, Presiden seumur hidup, yang menghendaki Yugoslavia bersatu melalui Republik Federal Sosialis Yugoslavia. Baik Muslim, Kristen Ortodhox, dan Katolik, 3 agama mayoritas hidup berdampingan tanpa ada cela. Mereka biasa bersosialisasi dan saling bantu membantu sebagaimana masyarakat madani pada umumnya. Pemandangan penduduk yang bercengkrama di kedai kopi sambil membicarakan cuaca sangat jamak ditemui. Everything is ok.

Petaka berawal ketika Josip Broz Tito yang berdasarkan catatan akta kelahirannya, lahir pada tanggal 25 Mei 1892, pemimpin partizan komunis yang pada tahun 1944 berhasil membebaskan kota Beograd dari pendudukan sekutu dengan bantuan Uni Sovyet, meninggal pada tanggal 4 Mei 1980. Sepeninggal Josip Broz Tito, benih-benih disintegrasi Yugoslavia mulai tumbuh dari akar perasaan kesukuan yang masih mencengkeram diantara republik-republik yang tergabung dalam Yugoslavia. Puncaknya pada 25 Juni 1991, Republik Bagian Kroasia dan Republik Bagian Slovenia, secara sepihak memproklamirkan diri berpisah dari Yugoslavia.

Pemisahan Republik Bagian Kroasia dan Republik Bagian Slovenia mendapatkan dukungan Masyarakat Eropa yang mendapatkan pengakuan internasional. Di pihak lain, Yugoslavia tidak mau mengakui pemisahan Kroasia dan Slovenia sebagai negara yang berdaulat. Di saat bersamaan, Bosnia and Herzegovina yang memiliki keragaman etnis dan agama, tiga yang terbesar adalah etnis Bosnia yang mayoritas Muslim, etnis Serbia yang mayoritas Kristen Orthodox, dan Etnis Kroasia yang mayotitas Katolik, juga mengklaim layak mendapatkan pengakuan sebagai negara berdaulat. 

Hasil referendum yang diselenggarakan pada 29 Februari sampai 1 Maret 1992, sebanyak 99,7 % menginginkan Bosnia and Herzegovina menjadi negera yang berdaulat. Pemerintah Bosnia and Herzegovina memproklamirkan kemerdekaan pada tanggal 6 April 1992 dan masuk anggota PBB pada tanggal 22 Mei 1992 seiring munculnya pengakuan internasional.

Selanjutnya, sejak Maret 1992 sampai November 1995 terjadi konflik bersenjata internasional yang terkonsentrasi di Bosnia and Herzegovina. Perang antar etnis ini digambarkan melibatkan intrik yang rumit. 

Awalnya etnis Kroasia dan muslim Bosnia bersekutu melawan Angkatan Darat Rakyat Yugoslavia dan Angkatan Darat Republik Sprska. yang menolak referendum kemerdekaan Kroasia, Slovenia, dan Bosnia and Herzegovina. Angkatan Darat Republik Sprska dihuni oleh mayoritas etnis Serbia. Di Slovenia sendiri perang terjadi hanya dalam 7 hari karena masyarakatnya homogen, tidak terlalu berpengaruh karena hampir tidak ditemukan etnis Serbia di dalamnya.

Kepentingan terkait agenda masa depan negara masing-masing membuat koalisi Kroasia -- Bosnia and Herzegovina memanas dan pecah pada awal tahun 1993. Etnis Kroasia berperang melawan etnis Bosnia and Herzegovina. Di sisi lain Etnis Bosnia and Herzegovina juga berperang melawan etnis Serbia yang tergabung dalam Angkatan Darat Republik Sprska. Pun, etnis Kroasia juga tak luput dari target etnis Serbia dan Bosnia. 

Jika digambarkan secara singkat etnis Kroasia berperang melawan etnis Bosnia dan etnis Serbia, etnis Bosnia berperang melawan etnis Kroasia dan etnis Serbia, etnis Serbia memiliki misi membasmi etnis Bosnia dan etnis Kroasia. Pelik. Perang dalam perang. Pada bulan Juli 1995, Presiden Republik Sprska, Radovan Karadzic, menebar teror di Srebrenica, wilayah Bosnia yang berbatasan dengan Serbia. Selain itu, diberlakukan embargo pangan dan kebutuhan sehari-hari terhadap warga Bosnia. 

Serbia diuntungkan dengan pasokan sumberdaya, khususnya air yang sangat berlimpah. Puncaknya adalah peristiwa yang dikenang sebagai Srebrenica Massacre, dimana Radovan Karadzic dengan dibantu Ratko Mladic melakukan upaya pembersihan etnis Muslim Bosnia dengan jumlah korban terverifikasi 8.373 orang yang terdiri dari laki-laki berusia antara 11 s.d. 77 tahun. Selain itu juga terjadi pengepungan Sarajevo selama 43 bulan (dari 5 April 1992 sampai 29 Februari 1996).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun