Kebenaran bukan sesuatu yang rumit. Kebenaran adalah perubahan. Karenanya diperlukan batin yang selalu tenang untuk menghadapinya, maka hidup pun bahagia. Ketenangan batin itulah kebahagiaan. Batin yang memandang perubahan sebagai sesuatu yang wajar.
Apabila sekarang hidup besok mati, pantes.
Sekarang enak nanti bosen, wajar.
Sekarang merasakan pahit besoknya dapat yang manis, wajar juga.
Sekarang kesakitan nanti nyaman, ok.
Sekarang dipuja besok dimaki, biasa.
Sekarang kepanasan lanjut kedinginan, kenapa tidak?
Sekarang having fun besok kena bencana, bisa saja.
Sekarang gagal tahun depan sukses, maklum.
Sekarang berusaha keras tapi tak berhasil, lain waktu diam saja malah dapat hasil, ya begitulah.
Segala keadaan, tak akan diterima sebagai kesengsaraan manakala batin selalu merasa tenang.
Tetapi apakah semudah itu mengkondisikan batin untuk tenang?
Itulah problem umat manusia, dari dulu hingga kini.
Semakin bertambah pengetahuan, semakin bervariasi bentuk perubahan di muka bumi.
Maka agama hadir untuk mengkondisikan batin manusia agar selalu tenang menatap perubahan.
Bagaimana yang tak percaya pada agama?
Ya tentu dipersilahkan untuk mencari-cari sendiri caranya. Dan, bahagia atau tidak bahagia pun adalah hak tiap individu.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H