Mohon tunggu...
Adi Daffa
Adi Daffa Mohon Tunggu... -

ada dan tiada\r\n\r\nhttp://dekatterasing.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Betulkah Semesta Muncul dengan Sendirinya?

9 Juli 2013   11:31 Diperbarui: 24 Juni 2015   10:48 192
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pertanyaan sederhana saja. Sebagian orang berpendapat bahwa semesta ini tercipta dengan sendirinya. Yaitu big bang muncul dengan sendirinya oleh proses yang terjadi di dalam dirinya sendiri. Nah, kalau memang demikian, kenapa big bang tidak pernah terjadi lagi sejak 13,7 Milyar tahun yang lalu? Dalam kurun waktu yang luar biasa panjang itu, tak pernah muncul lagi peristiwa big bang kedua, big bang ketiga dst di kolong langit ini. Mungkin jawabannya adalah karena tidak ada “syarat” terbentuknya big bang selanjutnya. Apakah harus ada syarat lagi ketika dikatakan bahwa semua terjadi dengan sendirinya?

Pada kenyataannya, big bang hanya terjadi sekali sehingga semesta ini sampailah pada suatu keadaan di mana memunculkan kehidupan di dalamnya. Semesta ini begitu langgengnya, selama belasan Milyar tahun tidak terinterupsi atau terganggu oleh sesuatu yang merusaknya sehingga manusia dapat terbentuk dan berkehidupan di dalamnya. Dan setelah kehidupan terjadi, kelak semesta akan masuk ke dalam black hole, sebagai ujung perjalanan realitas yang dapat ditangkap manusia.

Jadi, perjalanan semesta ini ditilik dari sudut pandang manusia menjadi sesuatu yang tidak biasa. Punya makna alias tidak sia-sia. Tidak asal-asalan, tetapi punya tujuan yang teguh berjangka panjang untuk melahirkan manusia-manusia.

Tetapi lihatlah kemudian, betapa di antara manusia yang terlahir itu ada yang bertindak asal-asalan dengan menyakiti yang lainnya secara semena-mena hanya karena ia merasa lebih kuat, lebih kaya, lebih cerdas?

Apakah mungkin bila skenario umum semesta itu tak memiliki skenario kepada para individu yang telah berbuat sombong itu?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun