Mohon tunggu...
Adi Iswanto
Adi Iswanto Mohon Tunggu... Buruh - Orator suara hati

Halo, nama saya Adi. Saya penulis puisi yang senang mengekspresikan perasaan dan pikiran melalui kata-kata puitis. Menulis puisi membawa saya pada perjalanan refleksi diri untuk mencari makna-makna tersembunyi. Beberapa karya telah dipublikasikan di media online dan saya ingin terus menulis dan berbagi puisi dengan orang lain. Terima kasih!

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Hujan dalam Diamku

1 Maret 2023   08:48 Diperbarui: 1 Maret 2023   08:54 79
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto oleh Aidan Roof: pexels.com

Hujan turun dengan pelan,
Membasahi bumi yang kering,
Aku duduk di sini sendirian,
Merasa hampa dan sedih.

Tetesan air mengalir di jendela,
Menyentuh hati yang terluka,
Aku menatap hujan dengan diam,
Merasa seakan-akan ikut menangis.

Namun dalam diamku, tersimpan rindu,
Rindu pada seseorang yang pergi,
Hujan turun seakan menemaniku,
Menemani kesedihan yang ada di hati.

Tetesan air menjadi saksi,
Akan perasaan yang ku pendam,
Hujan dalam diamku,
Membuatku semakin terpuruk.

Namun aku tahu, hujan akan berhenti,
Dan akan ada sinar matahari yang menyinari,
Seperti itulah hidupku,
Tak selalu bahagia namun harus tetap bertahan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Baca juga: Kenangan Abadi

Baca juga: Jejak Kehidupan

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun