Mohon tunggu...
Adi Pallawalino
Adi Pallawalino Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Wija to Wajo, Juventini.

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Artikel Utama

Villa Juliana, Jejak Pemerintah Hindia Belanda di Soppeng

5 April 2014   04:17 Diperbarui: 24 Juni 2015   00:03 1752
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_318553" align="aligncenter" width="600" caption="Villa Juliana (Museum Latemmamala)"][/caption]

Villa Juliana merupakan salah satu bangunan peninggalan Belanda di Kabupaten Soppeng. Bangunan yang mulai dibangun pada tahun 1905 dan selesai pada tahun 1907 atas prakarsa C. A. Croesen selaku Gubernur Pemerintahan Hindia Belanda di Sulawesi ini menjadi salah satu ikon wisata sejarah Kabupaten Soppeng.

TERLETAK di salah satu sudut Kota Watansoppeng, bangunan yang kini berusia satu abad lebih yang belakangan difungsikan sebagai Museum Latemmala tersebut tidaklah terlalu sulit untuk diakses. Apalagi, dengan posisinya di ketinggian membuat bangunan yang awalnya dimaksudkan sebagai bentuk penghormatan kepada Ratu Juliana, putri Ratu Wilhelmina yang pernah berkuasa di Belanda ini menjadi sangat menonjol.

Juru Pelestari Badan Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Villa Juliana, Lamadi, kepada penulis mengatakan keberadaan Villa Juliana tersebut memang awalnya diperuntukkan sebagai penginapan bagi Ratu Juliana yang direncanakan berkunjung ke Soppeng. Hanya saja, sengitnya peperangan antara Belanda dengan Kerajaan Gowa pada masa itu serta alasan faktor keamanan, kunjungan putri penguasa Belanda, Ratu Wilhelmina ini dibatalkan.

"Awalnya dibangun untuk menyambut kedatangan Ratu Juliana. Namun batal karena sengitnya peperangan antara pasukan Gowa dengan pasukan Belanda sekitar tahun 1900-an," ujar Lamadi.

Bangunan yang merupakan perpaduan antara arsitektur Eropa dan Bugis dan disebut-sebut memiliki 'kembaran' di Belanda ini mulai dibangun pada tahun 1905 atas prakarsa Gubernur Jenderal Pemerintahan Hindia Belanda di Sulawesi dan baru selesai dibangun pada tahun 1907.

Selanjutnya, selain dijadikan sebagai tempat peristirahatan Pemerintah Hindia Belanda, Villa Juliana juga difungsikan sebagai pusat perkantoran dan pengawasan terhadap aktivitas raja dan masyarakat Kabupaten Soppeng.

[caption id="attachment_318558" align="aligncenter" width="300" caption="Salah satu sudut Kabupaten Soppeng diambil dari lantai dua Villa Juliana"]

13966205291107136335
13966205291107136335
[/caption]

"Karena terletak pada ketinggian, selain berfungsi sebagai perkantoran dan tempat peristirahatan Pemerintah Hindia Belanda, juga memudahkan mereka untuk mengawasi aktivitas masyarakat pada waktu itu serta gerak-gerik di istana raja. Apalagi, pas di bagian bawah depan Villa memang terletak istana raja," imbuh Lamadi yang sudah bertugas sebagai juru pelestari Villa Juliana sejak 23 Maret 2008.

Selanjutnya, kata dia, Villa Juliana ini kemudian dijadikan Mess Pemda pada tahun 1992, diambil alih Dinas Budaya dan Pariwisata sebagai salah satu cagar budaya pada tahun 2005 hingga kemudian menjadi Museum Latemmamala pada 23 Maret 2008 bertepatan dengan peringatan Hari Jadi Soppeng.

[caption id="attachment_318560" align="aligncenter" width="300" caption="Bangunan di belakang bangunan utama Villa Juliana yang dulunya difungsikan sebagai pusat perkantoran Pemerintah Hindia Belanda di Soppeng"]

1396620795854269407
1396620795854269407
[/caption]

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun