Mohon tunggu...
Adhyra Irianto
Adhyra Irianto Mohon Tunggu... Seniman - Penulis, seniman teater (tingkat kecamatan)

Penulis magang dan seniman tingkat kecamatan. Freelancer dan full time blogger.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

LBGT di Negara Beretika

21 Februari 2016   02:49 Diperbarui: 21 Februari 2016   02:56 53
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

 

Pernah nonton film The Watchmen? Kalau begitu, anda pasti tahu bagaimana cara menghentikan perang antara Amerika Serikat dan Rusia. Ya, beri mereka musuh yang sama. Nanti mereka akan bekerja sama untuk mengalahkan musuh itu, sehingga perang mereka terhenti.

Cara itu tidak serta-merta menghentikan perang. Tentu saja, karena muncul perang yang lain yang mungkin jauh lebih besar. Tapi, cara itu bisa berlaku untuk 'perang' antar agama saat ini. Seluruh agama dimuka bumi ini bisa bersatu padu, karena sekarang diberi musuh yang sama : LBGT!

Tapi ternyata jangankan menyatukan seluruh agama, toh Islam saja sudah terpecah-pecah. Pernah mendengar istilah Sunni, Wahabi, Syiah dan lain-lain? Sekarang mereka saling klaim kebenaran, dan saling tuduh sebagai kafir. Ups, pembicaraan kita sudah tersesat.

Kembali ke LBGT, atau kita sebut kepanjangannya : Lesbian, Biseksual, Gay dan Transeksual. Kesemuanya bermasalah dengan orientasi seksual. Kita tahu, di negara 'sono' LBGT dimasukkan ke orientasi seksual yang normal (?), tentu saja dengan banyak teori ilmiah sebagai landasan dan pembenarannya. Juga dari penelitian bertahun-tahun untuk mengeluarkan LBGT dari ke-abnormalitasnya.

Hasilnya, beberapa negara melegalkan pernikahan sesama jenis, juga transeksual. Beberapa perempuan berubah menjadi lelaki, sedangkan lelaki juga bermetamorfosis menjadi perempuan. Di Indonesia, puluhan atau bahkan ratusan komunitas sedang berjuang untuk mendapatkan haknya : hidup tanpa diskriminasi !

Ada lagi kaidah yang dijadikan dasar. Teori genetika, bahkan anda dapatkan sejak duduk di bangku SMP, menyebutkan bahwa manusia berasal dari satu sel, lalu berkembang menjadi buanyyakkk sekallliiii (Cara saya menggambarkan miliaran sel). Tapi, kemudian kromosom didalam tubuh manusia berbeda, lelaki = XX dan perempuan = XY. Nah, terkadang terjadi sedikit kesalahan sehingga lelaki bisa menjadi = XXY atau perempuan = XYX. Saat kesalahan itu terjadi, maka negara api menyerang!

#Menolak Karena Budaya

Oke, LBGT oleh para pakar sudah dihilangkan titel abnormalitas orientasi seksual. Juga bukan disebut sebagai kejiwaan yang abnormal. Juga tidak bisa disebut lagi sebagai tata hidup seks yang abnormal. Tapi, untuk di negara Indonesia, untuk norma masyarakat dan sosial, LBGT tetap abnormal.

Apapun alasannya, tentu saja secara pribadi saya tidak akan pernah mendukung LBGT. Alasannya, tentu saja ini soal prinsip, anda tidak akan bisa memaksakan orang lain untuk sependapat dengan anda. Tapi, alasan saya jelas berbeda dengan kebanyakan orang yang mengedepankan agama sebagai landasan penolakan.

Sekali lagi, ini masalah etika moral di Indonesia, bahkan sudah ada sejak kerajaan-kerajaan masih berjaya di nusantara. Semua yang tidak sesuai dengan kearifan lokal, memang sebaiknya dikembalikan keasalnya. Ditendang keluar dari nusantara.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun