Mohon tunggu...
Tri Adhy Prabowo
Tri Adhy Prabowo Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Mencoba berbagi dengan sesama.

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Pertama Kali Terbang, ya Garuda Indonesia

28 Juni 2013   23:17 Diperbarui: 24 Juni 2015   11:16 558
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Anak desa yang sehari hari di sawah

Aku tinggal disebuah desa pinggiran diujung timur pulau jawa. Tepatnya di kabupaten Magetan. Mungkin banyak orang yang masing asing dengan kata “Magetan”. Bahkan ada salah seorang temanku yang sama sekali tidak tahu apa itu magetan. Mungkin ia mengira magetan itu sebuah makanan, namun ternyata sebuah kabupaten di Jawa Timur.

Anak desa yang sehari hari di sawah

Saat ini aku sedang kuliah di salah satu perguruan tinggi swasta di Madiun Jawa Timur, dan sekarang abru semester 2. Sudah bisa ditebak, perjalananku kali ini adalah perjalanannya anak Maba.

Selayaknya orang desa, aku belum pernah sama sekali bepergian jauh, bahkan untuk ke Surabaya yang notabene adalah ibukota Jawa Timur pun aku tidak pernah kesana. Katrok ya ? iya memang. Kudet ? bisa juga begitu. Kuper ? kok tahu ya. Namun ketika kalian semua tahu cerita perjalananku, kata kata itu tadi akan sekejap kalian tarik kembali. Oopzzz.

Aku sangat suka sekali dunia tulis menulis. Lewat sebuah blog pribadiku, aku tuangkan seluruh ide dan gagasanku tentang keadaan dan fakta fakta yang telah aku alami didesa. Tujuanku, mereka jadi lebih tahu kalau memang kondisiku didesa itu seperti itu, jauh dari fasilitas umum dan akses ke berbagai tempat. Hanya lewat tulisan aku bercerita dan mendengarkan cerita teman di luar sana.

Saat itu, tepatnya bulan Agustus 2012 lalu. Aku melihat sebuah kompetisi blog tentang Youth Movement. Yaitu gerakan pemuda demi perubahan untuk Indonesia. Dan terbaik 5 besar dari lomba blog tersebut akan terpilih sebagai team Volunter dalam acara Global Youth Forum 2012 di Bali.

Apa itu Global Youth Forum ? Global Youth Forum adalah sebuah forum pertemuan antar pemuda di seluruh dunia dalam membahas isu isu kepemudaan yang terjadi diberbagai negara dan mencari solusinya. Dan kemudian hasil dari diskusi tersebut akan dibawa dalam konferensi PBB tahun 2014 mendatang. Acara ini diadakan oleh UNFPA. (correct me if I’m wrong :D )

Dan alhamdulillah, aku yang saat itu menulis tentang “Pemuda Bukan Untuk Pahlawan Devisa, Namun Penyelamat Anggaran Negara”, yang berdasarkan kajian di desa tempat tinggalku, terpilih 10 besar, dan masuk babak votting untuk menyeleksi 5 besar. Dengan lawan berbagai mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi terbaik. Dan sayangnya, aku tak sebaik mereka. Aku hanya mahasiswa sebuah perguruan tinggi swasta di kota Madiun (sebelah Magetan). Parahnya lagi, aku tidak memilik banyak support dari pihak kampus dalam hal votting ini. Jadi disini aku berjuang sendirian dalam mengumpulkan votting. Walaupun dalam karya tulisku menyertakan almamater kampus sebagai asal peserta lomba.

Namun perjuanganku membuahkan hasil, aku terpilih 5 besar dan terpilih secara resmi bergabung bersama 45 orang team voluntter lainnya dari pemuda seluruh Indonesia.

26 November 2012

Aku diundang ke Jakarta dalam acara Indonesian Youth Speakout. Yang merupakan rangkaian dari acara Global Youth Forum. Padahal saat itu aku sedang dalam ujian tengah semester, namun rela aku pending dan ikut susulan demi acara tersebut.

Setelah dikonfirmasi kehadiran via telepon, aku berencana akan memesan sebuah tiket kereta api jurusan Madiun Jakarta. Namun ternyata aku telah dipesankan sebuah tiket penerbangan dari Jogjakarta menuju Jakarta. Waw, serentak aku kaget. Tak menyangka, aku akan naik pesawat. Pikirku dalam hati, “Bapak, Ibu, anakmu ini akan naik pesawat”.

Pihak panitia, kak Achie, dalam telepon bilang, “nanti ke jakartanya mau dari bandara mana ?”

“Dari Jogjakarta aja kak. Lebih enak transportnya.”. jawabku sambil sumringah.

“Oh iya, nanti tiketnya ditunggu ya, akan dikirim via email.”

Hah, email ? tiket pesawat dikirim via email ? hebat bener. Pikirku, bagaikan Kabayan yang mau ke kota.

Saat itu aku memilih kota Jogjakarta sebagai keberangkatan karena akses dari Magetan ke Jogja lebih mudah daripada ke Surabaya. Karena hanya perlu naik kereta api, trurun di stasiun Maguwo Jogjakarta, kemudian jalan kaki ke Bandara Adi Sucipto.

Ini akan menjadi perjalananku naik pesawat untuk yang pertama kalinya. Seumur umur aku belum pernah naik pesawat, dan kali ini bahkan aku akan naik sendirian menuju Jakarta. Sebuah perjalanan yang belum sama sekali aku lakukan. Dan bahkan jakarta, sebuah kota populer yang ada dalam mimpiku, dan aku akan kesana, selama ini aku hanya bisa melihat wajah jakarta dari televisi.

Keesokan harinya, tiket pesawat via email telah aku terima. Ternyata disana hanya sebuah dokumen PDF dengan font yang aneh kayak huruf mesin tik jaman dulu. Tertulis di atas, PASSENGER RECEIPT.

13724367071581303388
13724367071581303388
e-ticket yang dikirimkan ke emailku. baru tau ternyata aku dipesankan tiket Garuda

Sudah jelas jika ini sebuah tiket penumpang, (hihihi). Aku sudah tahu, jika ini nanti dicetak kemudian ditunjukkan ke petugasnya.

Tertulis disana bahwa penutupan checkin pukul 7:35. Dan aku terbang pukul 8:05. Dengan kode penerbangan GA203. Looh, GA ? mungkin jangan jangan. Ah, masak sih iya, pikirku.

Ternyata benar, dibawah sendiri ada sebuah tulisan “PT. GARUDA INDONESIA”. Haaahh ?? ciyuusss ? ku naik Garuda ?

Selama ini aku beranggapan Garuda adalah sebuah maskapi elit di Indonesia, dengan berbagai pelayanan yang memuaskan. Dan tentu, harga tiketnya berbeda dengan maskapai lain yang namanya kurang tersohor. Pokoknya ketika denger kata Garuda Indonesia, kerenn deehh.

Seperti mati berdiri, saat itu aku yang duduk didepan laptop langsung berlari keluar rumah dan mencari ayahku. Menceritakan kalau aku ke Jakarta naik Garuda Indonesia. Dan sayangnya, ayahku Cuma tersenyum. -_-

Hebatnya lagi, harga tiketnya fantastic, jauh sekali dengan harga tiket kereta dan bis malam yang selama ini aku tahu. Tidak masalah bagiku, toh itu semua telah disediakan oleh UNFPA. Dan kerennya lagi, jogjakarta ke jakarta ditempuh hanya dalam waktu 1 jam. Wow, keren banget menurutku. Dulu saja ayahku waktu tugas ke Jakarta naik bis, nyampe sehari semalam. Belum capeknya karena berlama lama di bis.

Oke, malam harinya aku cetak, dan langsung berangkat jogjakarta. Di jogja, aku menginap semalam di kost temenku yang kuliah disana. Dan paginya, aku siap menuju bandara untuk terbang bersama Garuda Indonesia.

Di Bandara

Layaknya orang desa, aku seperti orang hilang di bandara Adisucipto. Namun semua itu sirna ketika aku tunjukkan tiketku. Aku dituntung oleh petugas menuju sebuah gerai berlogo Garuda Indonesia. Aku disuruh kesana dan menyerahkan tiket untuk ditukarkan dengan boarding pass. Apa apaan lagi itu ? pikirku.

Waktu check-in di gerai Garuda, langsung bertemu Mbaknya, ramah banget juga cantik. Hihihi.

“ada yang ditaruh bagasi pak ?” tanya mbaknya

“kalau tas ransel ini apa perlu ditaruh bagasi ?”, jawabku balik bertanya.

“Oh tidak perlu pak, bisa langsung dibawa ke dalam”.

Baru aku tahu, ternyata bisa dibawa. Hihihihi

1372437526520901966
1372437526520901966
ternyata dikasih tiket lagi toohh.. baru tau. LOL

Setelah selesai check-in (kayak hotel saja,), aku ikut bapak bapak yang juga satu kloter sama aku. Ikut aja dimana ia berjalan. Dan kemudian membawaku ke sebuah ruang tunggu. Diluar jendela, sudah banyak sekali pesawat terbang yang berjejer. Waw, besar sekali men.

Kebetulan saat itu aku membawa sebuah kamera recorder. Jadi aku bisa mengabadikan perjalananku dengan Garuda Indonesia.

Lihat ya videonya :

Dalam menunggu boarding, aku catat nomor boarding passku ditangan. Supaya ketinggalan bahkan tidak salah pesawat.

Panggilan untuk GA203 telah terdengar. Dengan rasa percaya diri karena naik Garuda aku menuju kerumunan orang yang mengantri pintu keluar.

Setelah keluar pintu, kami langsung diarahkan menuju pesawat. Sempet berpikir, dibandara kan sudah diarahkan penumpang ke pesawat, kenapa si bapak bapak menteri bisa sampai salah pesawat ? aku saja yang pertama kali naik pesawat tidak begitu bingung.

Tertera di boarding passku “seat 7A”. Aku tanya ke petugas yang berdiri di depan tangga pesawat.

“Pak, kalau 7A lewat depat atau belakang ?”, tanyaku.

“Lewat depan Pak.”,

Oke , aku siap, aku siap. Yiii didepan, pikirku jika didepan itu lebih nyaman kayak naik angkota kalau didaerahku.

Terhenti tepat dipintu pesawat karena antri, aku lihat di cockpit sang pilot sedang sibuk membaca sebuah kertas entah apa itu. Pokoknya keren banget pake seragam putih dengan logo Garuda Indonesia.

Melihat sisi samping badan pesawat, terdapat sebuah logo "Visit Indonesia". waw, keren menurutku kayak di tivi tivi waktu iklannya Garuda Indonesa. Gag nyangka bisa liat langsung. Dengan begitu ini membuktikan bahwa Garuda Indonesia turut mendukung dan mempromosikan pesona wisata Indonesia. Terlihat juga dalam layar monitor saat terbang yang terdapat menu wisata Indonesia dan juga kebudayaannya.

Ketika masuk,  aku disambut ucapan selamat pagi oleh bapak bapak berbaju batik dan seorang ibu ibu berbaju batik juga. Nah, ketika sampai agag dalam ke pesawat, baru terlihat para pramugari dengan pesona kecantikan indonesia. Televisi memang tak bohong, pramugari itu memang look perfect. Sejak saat itu, aku jadi ingin punya pacar seoarang pramugari. Ihihihi

Ternyata ruang penumpang tak beda jauh dengan naik bis dan kereta. Itu kesan pertamaku. Tas dan barang juga ditaruh di atas. Kemudian duduknya juga kedepan semua.

Namun yang berbeda, kursinya empuk dan sandaran kepalanya begitu nyaman. Bikin tertidur pulas. Dan yang pasti, tidak bau eneg kayak naik bis kota. Hihihi. Dan juga, ketika sudah berada dalam pesawat, suara bising dari luar seketika hilang begitu saja, digantikan alunan merdu musik instrument dari lagu nasional.

Hal wajib yang dilakukan oleh pemula yang baru pertama naik pesawat yaitu tangan selalu usil megang sana sini. Seperti yang aku lakukan, mengambil buku petunjuk yang ada dikantong kursi depan. Membolak balikkan majalah garuda Indonesia hanya sekedar mencari gambar yang menarik mata. Persis seperti anak TK. Hhhaa

Namun sayang, kursi yang aku tempati, bagian Jack port audio di sandaran samping telah rusak dan tak berfungsi. Yaah, padahal aku tidak bisa menikmati perjalanan tanpa musik.

Sebelum terbang, kami disuguhi video keselamatan yang diputar di atas kursi. Keren yaaa, liat tivi juga. Dan ternyata mbak pramugari datang menawarkan permen bergambar Garuda Indonesia. Aku ambil 3 buah. ahaha

Ketika video selesai, dan monitor kembali menutup, peringatan sabuk pengaman telah berbunyi. Aku kenakan sabuk dan alhamdulillah aku bisa mengenakannya. :D

Ini bagian yang paling membuatku deg degan. Secara ini adalah pengalaman pertamaku naik pesawat. Ketika pesawat sedang berjalan menuju landasan pacu pun aku juga sempet deg degan. Ahaha

Nah, pesawat sudah berputar untuk siap take of.

Suara mesin yang tadinya merdu, sekarang berubah berdengung. Terdengar pula suara jet dari samping kanan dan kiri walau tidak terlalu keras namun sedikit terdengar getarannya. Dan, wuuzzzz. Pesawat berjalan dengan kecepatan yang semakin menambah. Dan akhirnya, wuuiingggggg, badan bagian depan terangkat. Rasa mual pun mulai menyerang. Uuhhh.

Ketika pesawat bermanuver ke atas bawah, rasanya agag mual. Seperti saat naik bis di pegunungan.

Langit Indonesia terbentang terlihat dari Garuda Indonesia. Subhanallah, ternyata alam Indonesia begitu indah dan kaya dengan wisatanya. Disini, aku bisa memandangi indahnya lautan, birunya langit, dan pekatnya awan. Beruntung bisa terbang dengan Garuda.

Selama perjalanan, saya dimanjakan dengan alunan merdu lagu nasional. Dengan musik yang indah, bikin nyenyak tidurku di pesawat.

Satu jam telah berlalu, dari jendela sudah terlihat berbagai bangunan modern khas jakarta. Ayee, aku sudah sampai Jakarta. Dan alarm kembali berbunyi untuk mengenakan sabuk pengaman bahwa pesawat akan siap landing. Dan lagiii, rasa mual kembali menghampiri. Dann, jrenggggg.. roda telah menginjakkan ke tanah. Dan suara angin yang menerpa begitu terasa. Kereennn deehh melihat sayap sayap melakukan pengereman.

Yeeaaahh, jakarta, I’m Comming. Sampai di jakarta kan ? hheee

Parahnya lagi, waktu di jakarta untuk bisa keluar dari bandara Soekarno hatta, butuh waktu 1 jam. Huaaaaa

Jadi dibandara Soekarno-Hatta aku Cuma muter muter mencari jalan keluar. kenapa bingung ? soalnya begitu turun dari pesawat dan berjalan, rambu rambur arah hanya tertulis antara “Transit” dan “Bagasi”. Aku bingung antara transit atau bagasi. Mau ke transit, tapi aku tidak transit, mau ke arah bagasi, tapi aku tidak membawa bagasi. Alhasil aku hanya bisa muter muter saja disana.

27 November 2012

Aku harus balik ke Jogjakarta. Antara suka dan duka. Duka karena harus berpisah dengan Jakarta, sukanya kembali naik Garuda.

Dengan tiket yang sama. Aku balik dari Soeta ke Adisucipto pukul 15.35 WIB.

Ada sebuah pengalaman tak terlupakan lagi, yaitu pesawatnya dela sekitar 45 menit. Dikatakan bahwa pesawat telat dari bandara Adisucipto. Wah wah, kalau kesorean, aku bisa tidak kebagian tiket kereta menuju madiun. Kereta berangkat pukul 18.30, jadi pukul 18.15 aku sudah berada di Jogja.

Namun ditengah menunggu, para penumpang diberi makanan ringan dengan menunjukkan boarding pass. Oke, akhirnya aku ambil itu makanan ringan lumayanlah buat ngisi perut. Garuda memang Baik ya.

Akhirnya pesawat berangkat pukul 16.25. dan sampai jogja pukul 17.25 dengan kondisi badan lengket semua karena belum mandi. hheee

Dan sepertinya kalau tidak salah ya, aku menaiki pesawat yang sama persis ketika waktu berangkat ke Jakarta. Soalnya menurutku pesawat itu sama semua.

1 Desember 2012

Inilah acara puncaknya. Aku ke Bali dalam acara Global Youth Forum. Kembali lagi seperti di jakarta. Aku disediakan tiket Garuda Indonesia kembali. Seneng deh rasanya kembali terbang bersama Garuda. Tapi kali ini aku membawa koper yang sangat berat, jadi tidak backpackeran seperti di jakarta. Dan ternyata, koperku sama mbak petugasnya dimasukkan ke dalam bagasi. Wew, berasa seperti orang mau pindah rumah.

Kali ini, pesawat yang aku tumpangi memiliki layar video tepat didepan kursi. Berbeda dengan waktu dijakarta yang berada diatas kursi. Jadi kali ini aku bisa bermain dengan game yang disediakan oleh Garuda.

Namun rasanya aku lebih suka memandang keluar jendela. Walaupun aku duduk ditengah. Sampai bandara ngurah Rai pukul 5 sore. Harus lama lama menunggu bagasi yang keluar.

9 Desember 2012

Sudah 9 hari aku berada di bali. Dan kini saatnya pulang kerumah. Rasa rasanya seperti mimpi panjang. Di bali aku sama sekali tidak memikirkan hal kuliah. Semua masalah hilang begitu saja.

Hal sangat berkesan saat berada di Bandara Ngurah Rai, yaitu ketika menuju ruang tunggu Boarding. Khusus penumpang Garuda Airlines tidak perlu melewati pengecekan terlebih dahulu. Jadi penumpang Garuda melewati pintu khusus garuda yang langsung menuju ruang tunggu. Wah, ternayat pelayanan garuda tidak hanya sebatas didalam pesawat, namun juga dalam proses di Bandara. Aku sangat merasa terhormat saat itu. Hhee. Melihat semua pada ngantri pengecekan barang, namun aku hanya berlalu begitu saja. Pukul 3 Wita, aku boarding dari Ngurah Rai.

Dan syukurlah, aku sampai bandara Yogyakarta dengan selamat.

Tak menyangka aku bisa naik pesawat, Garuda Bahkan, berkat sebuah tulisan. Akankah terulang ?

Sampai disni, aku telah terbiasa dalam melakukan perjalanan udara dengan Garuda. Karena garuda yang telah mengenalkanku akan sebuah transportasi modern super canggih dan nyaman. Terhitung sudah 4 kali aku naik pesawat dan kesemuanya Garuda Indonesia. Itupun aku bisa naik Garuda berkat tulisan inspiratifku tentang “Pemuda Bukan untuk Pahlawan Devisa, namun Penyelamat Anggaran Negara”.

Entah kapan lagi aku bisa naik Garuda Indonesia, mungkin suatu saat nanti, semoga saja.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun