Mohon tunggu...
Adhye Panritalopi
Adhye Panritalopi Mohon Tunggu... profesional -

Alumni Fak. Hukum Univ. Hasanuddin Makassar#Penyair dari Komunitas Halte Kayu Makassar#Penulis tetap di www.negarahukum.com# "AKAN ada banyak "WARNA" sebagi pilihan, tapi seorang SARJANA HUKUM harus berani menerima "HITAM dan PUTIH" sebaggi REALITA" ___Twitter @adhyjudo__FB: Adhye Panrita Lopi

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Sampai Kapan Kita Akan Diam?

30 Januari 2014   07:56 Diperbarui: 24 Juni 2015   02:20 158
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

(Ilustrasi: mobavatar.com)

***

ada puting perawan yang jatuh kedalam tong sampah: aku diam ! kau diam ! mereka pun diam !_ada seorang perempuan yang menawarkan kesana kemari kemaluannya :aku diam ! kau diam ! mereka pun diam !_ ada seorang petani yang mati kelaparan di dalam lumbung padinya :aku diam ! kau diam ! mereka pun diam ! _ ada seorang bocah yang tidur di teras gedung bertingkat : aku diam ! kau diam ! mereka pun diam !_ada seorang sarjanayang dibodohi oleh pengetahuannya sendiri: aku diamkau diammereka pun diam_ ah .... sepertinya hari ini, kita akan sama-sama memandangi purnama lalu kita akan bercumbu dengan sepi sambil sesekali mendendangkan lagu "selamat tinggal Tuhan" :O, sampai kapan kita akan diam ?___________________

1391042729842453549
1391042729842453549

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun