Mohon tunggu...
Adhye Panritalopi
Adhye Panritalopi Mohon Tunggu... profesional -

Alumni Fak. Hukum Univ. Hasanuddin Makassar#Penyair dari Komunitas Halte Kayu Makassar#Penulis tetap di www.negarahukum.com# "AKAN ada banyak "WARNA" sebagi pilihan, tapi seorang SARJANA HUKUM harus berani menerima "HITAM dan PUTIH" sebaggi REALITA" ___Twitter @adhyjudo__FB: Adhye Panrita Lopi

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Sajak Pelepasan

10 Maret 2014   07:57 Diperbarui: 24 Juni 2015   01:06 66
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

**

/1/

nona,

ingin kusudahi puisi-puisi untukmu. barangkali akan kuganti dengan doa dan ucapan selamat. sungguh, aku takut, nona tak sanggup menelan rindu saat membaca larik-larik puisiku nanti. jika pun dengan doa nona masih mengingatku, ku harap saat itu nona tidak akan menumpahkan air yang ada dalam telaga. bukankah nona pernah bilang, nona punya hati setegar karang?. hati yang siap menghadang ombak dari manapun itu datangnya?.

/2/

nona,

apalagi yang bisa kuharap dari sebuah kasih yang tak bertuan?. sebuah kasih yang hadir seumpa air yang berada di atas daun keladi?. bukankah kasih semacam itu kadang tak punya kendali nona?. bukankah kasih semacam itu perlahan akan jatuh ke tanah nona?. dan aku pun yakin nona, kasih yang tak punya kendali semacam kasih yang kau berikan selama ini akan cepat hilang dan keluar dari jalurnya. iya kan nona?

/3/

nona,

apa juga yang kuharap dari cintamu yang menggigil?. bukankah air mataku selama ini rasanya sudah cukup untuk membuatku kedingingan nona?. dan, bagaimana mungkin cinta dapat menyatukan kita, sementara prasangka burukmu padaku, seumpama bahan bakar yang jatuh ke dalam bara api. sedang aku ini siapa bagimu nona?. bukannya aku hanya setetes mani yang tak mungkin memadamkan api yang terlanjur kau nyalakan.

/4/

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun