Mohon tunggu...
Adhye Panritalopi
Adhye Panritalopi Mohon Tunggu... profesional -

Alumni Fak. Hukum Univ. Hasanuddin Makassar#Penyair dari Komunitas Halte Kayu Makassar#Penulis tetap di www.negarahukum.com# "AKAN ada banyak "WARNA" sebagi pilihan, tapi seorang SARJANA HUKUM harus berani menerima "HITAM dan PUTIH" sebaggi REALITA" ___Twitter @adhyjudo__FB: Adhye Panrita Lopi

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Mengharap Kejernihan

14 Januari 2014   14:41 Diperbarui: 24 Juni 2015   02:50 79
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

(Ilustrasi: annisarachmawati91.blogspot.com)

**

dalam dirinya, segala cinta sirna terbakar makna kata dalam kebaikan terbang beriring jiwa yang bening menjelma kabut hitan kelam lupa berkhalwat 'tuk kembali ke rumah hati :manusia sebatas bangkai_ lalu hari ini, seikat bencana melintas di kelopak mata para insani berlari, kejar mengejar sembari menjerit memanggil sadar terus membelah nurani manusia dalam hening tiada berkasih gunung-gunung segala kebajikan akhirnya meleleh jua ia kemudian menjelma lautan-lautan dosa penuh nista :merajalah sifat-sifat setani manusia_ sungai-sungai ikhlas dan kuantum syukur perlahan-lahan kering air dari telaga cinta nan hakiki semakin tercemar limbah akal yang membusuk kasih mengasih hanya berharap pada suka cita tanpa luka derita :adakah yang kau lupa ?_ jalan lurus pada dekapan rindu makin tertutup kabut kesombongan hati sementara puncak bukit keabadian cinta ada di balik hati yang lapang di balik cermin kebajikan laku pada diri pun kepada sesama manusia:bercerminlah wahai jiwa yang rusak !_ dikau manusia yang lagi merindu pada sang kekasih hari ini bisa jadi bencana datang sebagai petunjuk arah cintamu tiada lain untuk memberikanmu jalan keabadian menuju rumah kekasih jalan itu bukanlah pada ketinggian gunung dan bukit keangkuhanmu tapi, pada dasar kemanusiaanmu yang hari ini dibanjiri air keruhnya pikiranmu :jernihkanlah !__________________________

13896852341503929096
13896852341503929096

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun