(Ilustrasi kiranasupergirl.blogspot.com)
***
ada mawar bertangkai kata; itu mawarku
berdaun cerita sepanjang musim
ia tumbuh subur di dalam ruas bukuku, dahulu
tetapi kini,
setelah aku memandanginya dalam bimbangada rindu-rindu tak bernyawa yang membuat daunnya layutangkai-tangkai mawarku pun pelahan patah batangnya keropos karena ulah hama cinta yang tak terkendaliakar-akarnya memilih diam di tempat yang gersang
:adakah yang salah dengan mawarku?
oh mawarku ...esok setelah aku pergi
titip salamku untuk musim gugurmu
jangan lupa kabarkan pada petangjika aku t'lah lalai marawat daunmu
oh mawarku ...
dalam tatap yang bimbangbukankan hari telah memaksa aku berpaling darimu?meskipun rindu selalu membujukku untuk tinggal merawatmu
sudahlah mawarku !kita memang sebaiknya menyambut musim yang bedakau harus bertahan di musim gugurmubiar aku yang pergi menemui musim semiku
[] [] [] [] [] [] []
Adhye Panritalopi,
Makassar, Negeri Para Daeng
17Â Juli 2014
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H