[caption id="attachment_308558" align="aligncenter" width="320" caption="Image: cetarmembahanabadaihalilintar.com"][/caption]
Tiga hari yang lalu saya terlibat dalam survei yang di selenggarakan salah satu lembaga survei nasional. Survey kali ini menitik beratkan pada tingkat popularitas dan elektabilitas para caleg DPR RI yang akan bertarung di DAPIL 1 Sulawesi Selatan. Secara keseluruhan, sebetulnya tidak ada hal menarik bagi saya tentang hasil survei kali ini. Entahlah, mungkin karena saya tidak begitu tertarik membahas soal Caleg dan tetek bengeknya.
Terlepas dari hasil survei secara keseluruhan. Pada survei yang dilakukan selam 4 hari ini, saya hanya ingin mengomentari soal tingkat elektabilitas Capres yang kebetulan juga di ikutkan sebagai poin pertanyaan dalam koesioner survei.
Apa saja yang menarik terkait masalah Capres ini?. Anda mungkin pernah membaca tulisan saya beberapa bulan lalu yang berjudul "Ancaman Jokowi untuk JK". Dalam tulisan saya kala itu, saya menyebutkan bahwa sosok seorang Jokowi sepertinya telah "mengancam" tingkat elektabilitas (tingkat keterpilihan) seorang Jusuf Kalla di Sulawesi Selatan yang secara umum JK adalah figur yang paling berpengaruh di SulSel. Siapa sih yang tidak mengenal JK di SulSel?.
Kala itu, melalui survei juga, saya melihat bahwa popularitas Jokowi di tingkat nasional secara mengejutkan telah mengubah perilaku pemilih warga SulSel, yang kemudian lebih memilih Jokowi sebagai kandidat presiden 2014 di banding mereka mau atau tertarik untuk memilih JK sendiri sebagai tokoh politik yang pengaruhnya untuk SulSel tidak dapat diragukan lagi.
Jika pada tulisan saya sebelumnya, berdasarkan data survei beberapa bulan yang lalu, saya melihat Jokowi sangat berpeluang "mengancam" elektabilitas seorang Jusuf Kalla di kandang JK sendiri sebagai kandidat presiden untuk pemilu 2014 ini. Maka pada survei kali ini, saya melihat figur Jokowi justru makin kehilangan elektabilitasnya di SulSel.
Khusus untuk daerah (wilayah) survei yang saya tangani sendiri, kalau dahulu Jokowi berjaya di daerah ini. Maka pada survei kali ini, saya memperoleh data bahwa elektabilitas Jokowi dapat disimpulkan tidak ada, alias tak seorang pun pemilih (dari sampel survei) yang menyatakan diri akan memilih Jokowi sebagai presiden pada pemilu di tahun 2014 ini.
Entah apa yang ada dalam pikiran para pemilih (sampel survei) kali ini, sehingga mereka lebih memilih figur lain dibanding mereka mau memilih Jokowi sebagai Capres. Yang jelas, bahwa data sudah menunjukkan-sesuai hasil survei yang saya lakukan-kalau ternyata dari keseluruhan responden survei tak seorang pun yang memilih Jokowi sebagai presiden seandainya pemilu di adakan hari itu (waktu survei dilakukan).
Dalam tulisan ini, saya pun tidak berani mempersentasekan data hasil survei sebab itu bukan kewenangan dan tanggung jawab saya. Namun, yang dapat saya sampaikan bahwa dari keseluruhan responden survei (berdasarkan populasi dan sampel) cukup jelas bahwa tingkat elektabilitas sosok Jokowi di SulSel mengalami penurunan yang cukup signifikan pada survei kali ini di banding dengan survei yang saya lakukan beberapa bulan lalu.
JK dan Prabowo adalah dua figur yang elektabilitasnya paling mencolok. Bicara soal SulSel, tentu JK bukan figur yang mengejutkan lagi ketika elektabilitasnya tinggi di wilayah ini. Sementara itu, yang paling manarik sebetulnya adalah sosok Prabowo. Figur ini secara mengejutkan siap "mengkudeta" hati nurani pemilih yang ada di SulSel. Jika sebelumnya banyak pemilih yang memilih Jokowi sebagai Capres untuk tahun 2014, maka kini terlihat jelas bahwa pemilih sudah "memutar haluan" dengan begitu banyak memilih (menjagokan) sosok Prabowo Subianto sebagai Presiden RI untuk tahun 2014 ini dibanding memilih JK atau Jokowi.
Bicara soal tingkat elektabilitas Prabowo, survei kali ini membuktikan (khusus wilayah survei penulis) bahwa ada sekitar 70% pemilih (berdasarkan sampel) menyatakan dirinya akan memilih Prabowo sebagai presiden RI kedepan jika pemilu di lakukan hari itu (waktu survei diadakan). Selai itu, di luar wilayah survei penulis, kelihatan pula bahwa elektabilitas Jokowi mengalami kemerosotan. Dari hasil pengamatan sendiri, penulis bisa menyimpulkan bahwa dari hasil survei secara keseluruhan untuk wilayah SulSel, sosok Jokowi memang "terindikasi" akan "dikudeta" oleh Prabowo Subianto dalam bursa Capres 2014 mendatang.