[caption id="attachment_312213" align="aligncenter" width="560" caption="Gambar: ayuufeatayuu.wordpress.com"][/caption]
****
dalam perjalanan cinta mencari kerajaannya birahi datang menggoda nafsu datang menawarkan kebaikan kelamin datang mengaku hamba lalu kesenangan datang serupa dewa: ayo sayang, bersenang-senanglah! terus ... terus ... dan, lagi ... lagi ... lagi sayang ! setelah kau lelah, ayo, kemarilah sayang ! biar ku antar kau melintasi mimpimu menyeberangi sungai liurmu berenang bebas di laut dukamu lalu kita mendaki ke puncak kelaminmu setelah sampai ke puncak kelaminmu itu, akan ku bisikkan kata ini "KITA SUDAH SAMPAI DI PUNCAK KEKALAHAN ABADI, Sayang !!" (tangis pecah, laksana halilintar mengejar hujan. air mata tumpah, laksana hujan menerobos awan lalu jatuh menikam bumi, kemudian hilang di sapu terik matahari siang) matahari, mata-hari, mata-ha-ri, mata-ha, mata-ha, mata-hati, mata, hati, hati, hati-hati ! : ah, kenapa kau menangis, sayang? apa karena bulan telah jatuh? apa karena sungai terlanjur kering? apa karena mawar yang telah layu? atau barang kali karena kau gagal memetik bintang? sudahlah, ayo bangkit sayang ! kita lanjutkan perjalanan ini kalau tak mampu berjalan, biar ku papah saja dikau 'kan ku antar kau menuju lembah itu (Dalam hati, ada lembah yang paling dalam. Lembah itu menyimpan sejuta pesona) nantinya di sana, sayang ku ajari kau mendirikan gubuk kita akan buka lahan yang baru lalu kita tanami lahan itu bunga kamboja di depan gubuk itu, kita di rikan pintu gerbang megah lalu kita tulisi pintu gerbang itu: "SELAMAT DATANG DI KERAJAAN MORAL" ah, sudah .. sudah .... mimpi kita tak akan pernah berakhir ! ayo, kita pulang saja sayang ! rumah kita di desa masih yang terbaik mari ! mari ! mari ! marilah pulang, sayang .............. (sebuah lagu diputar. burung-burung ikut bernyanyi. puisi-puisi angkat bicara. matahari dan bulan ikut tersenyum. hanya gelap yang hari itu tetap memilih diam) __ Cinta sudah menemukan kerajaannya :apa ? _______________________________________
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H