Mohon tunggu...
Adhye Panritalopi
Adhye Panritalopi Mohon Tunggu... profesional -

Alumni Fak. Hukum Univ. Hasanuddin Makassar#Penyair dari Komunitas Halte Kayu Makassar#Penulis tetap di www.negarahukum.com# "AKAN ada banyak "WARNA" sebagi pilihan, tapi seorang SARJANA HUKUM harus berani menerima "HITAM dan PUTIH" sebaggi REALITA" ___Twitter @adhyjudo__FB: Adhye Panrita Lopi

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Mimpi Cinta; Aku Letih!

13 Februari 2014   14:29 Diperbarui: 24 Juni 2015   01:52 78
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

(Ilustrasi: www.jeanotnahasan.com)***pernah suatu hari aku bermimpi
mengajakmu ke kotaku dengan kereta kuda milikku
di atas kereta kuda itu,
'kan kuceritakan bagaimana indahnya pantai losari
sebuah pantai, sebagai lambang keindahan kotaku
sebuah pantai, sebagai tempat dimana kita akan mengikat janji
:aku dan kau mestinya sudah saling mengikat janji setia_
pernah suatu hari aku bermimpi
mengajakmu menyulam malam dalam selimut kusamku
menikmati cumbu mesra di tengah-tengah kesunyian malam
kita tinggalkan sejenak ranum gelisah yang baru mekar di dalam hati
bukankah aku dan kau selalu menanam kebencian pada gelisah ?
:
aku dan kau berharap bahagia tanpa gelisah _
pernah suatu hari aku bermimpi
menulis puisi yang sederhana untukmu
lalu ku bacakan puisi itu saat kau berada di pangkuanku
tak lupa jua ku rangkai tangga lagu cinta untukmu
lalu ku nyanyikan lagu itu saat kita terjebak hujan di sebuah gubuk
:aku dan kau tak lagi berada dalam kenangan_
ini bukan lagi tentang indah pelangi
ini bukan lagi tentang deras derai air mata
bukan pula tentang kicau merpati di awal pagi
tapi, ini semua tentang akhir dari segala mimpitentang kisah yang tak berawal dan tak berakhir:aku dan kau terlanjur berpisah sebelum bertemu_
pada sisa tatap yang membekas di cermin waktu
dan pada sisa harap yang menempel di daun jendela pagi
bersama mimpi, masihkah kau meringkuk dalam rahim puisiku ini ?
atau mungkin kau gerah mengirim doa pada tangkai hatiku yang lena ini ?
:
aku dan kau dan ketidakpastian kita_
malam-malam terlanjur melata
aku pun kian lelah membujukmu
mengajakmu rebah diatas egomu yang membuncah
sehingga kini ku biarkan hatimu lelap beralas tilam
semoga esok kau masih mengingat ranum asmara di rahim mimpi
(aku baru saja memilih kalah dari gulungan kisah aku-kau yang tak berwajah serupa bias senja yang gelisah dalam titian waktu menuju malam. biarlah, aku hanya ingin bersulang dengan luka, kemudian aku ingin menyusuri pesona gangga, nikmati aroma parfum yang melekat pada tubuhmu, mengiringi rinduku yang terlanjur ku serahkan pada tumpukan kapas putih: aku letih !)


________________________________


Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun