Mohon tunggu...
Adhye Panritalopi
Adhye Panritalopi Mohon Tunggu... profesional -

Alumni Fak. Hukum Univ. Hasanuddin Makassar#Penyair dari Komunitas Halte Kayu Makassar#Penulis tetap di www.negarahukum.com# "AKAN ada banyak "WARNA" sebagi pilihan, tapi seorang SARJANA HUKUM harus berani menerima "HITAM dan PUTIH" sebaggi REALITA" ___Twitter @adhyjudo__FB: Adhye Panrita Lopi

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Tuk Kesadaran Cintamu, Sahabatku

23 Februari 2014   02:58 Diperbarui: 24 Juni 2015   01:33 40
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

(Ilustrasi: weheartit.com)

****

aku masih ingat, sahabatku di sebuah taman yang kau namai asmara di sela rimbun bunga cintamu yang harum mewangi di atas ayunan angan-angan yang kau sebut sebagai rindu kau membingkai tawa renyah dengan rias sempurna bibirmu kala itu, ada pula aura bahagia yang tercetak jelas di raut mukamu dan aku masih ingat, sahabatku di jalan setapak yang kau namai cinta di sela bebukitan hatimu yang semakin tandus di sebuah jembatan retak bernama kenangan kau terobos gerimis dengan bola matamu yang menyala ada se kantong amarah dan seikat luka lama yang kau pendam hari itu kau seolah hendak mencari pemakaman untuk hatimu: apa kabar asmara ? bagaimana pula kabarmu cinta ? masihkah kau menyimpan kenangan di hati sahabatku ? sahabatku mawar sahabatku tawar sahabatku lajang sahabatku jalang sudahkah kau berkabar pada cinta berlumur madu? di antara cinta-cintamu yang lain yang kau sebut madu? sahabatku mawar sahabatku tawar sahabatku lajang sahabatku jalang sudah sampai dimana jalan cintamu yang lurus? ataukah kau sudah terjebak di lorong cinta yang rakus? sementara pondok cinta dalam asmara duka terus kau urus? ayo, kembalikanlah langkah cintamu untuk-Nya yang tulus ! sahabatku mawar sahabatku tawar sahabatku lajang sahabatku jalang sungguh, aku takut kau lelah menunggu musim keriput pun aku takut kau lupa akan warna putih pada rambutmu bukankah di helai rambutmu itu ada isyarat nyata akan duka cinta? tentang hari dimana kau akan di panggil si kakek tua nan pikun? ayo,kita sempurnakan lagi sulaman rindu ini pada-Nya pada pemilik cinta yang sering kali kita duakan mumpung keringat kita belum menyatu dengan mani bukankah keringat dan mani punya cerita berbeda tentang cinta? sahabatku mawar sahabatku tawar sahabatku lajang sahabatku jalang : maaf, aku mengetuk kesadaran cintamu, sahabatku !

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun