Pelabuhan perikanan adalah tempat yang terdiri atas daratan dan perairan di sekitarnya dengan batas-batas tertentu sebagai tempat kegiatan pemerintahan dan kegiatan sistem bisnis perikanan yang digunakan sebagai tempat kapal perikanan bersandar, berlabuh dan/atau bongkar muat ikan yang dilengkapi dengan fasilitas keselamatan pelayaran dan kegiatan penunjang perikanan (Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 2023). Â Keberadaan pelabuhan perikanan sangat diperlukan guna menunjang aktivitas perikanan dalam kegiatan pemanfaatan dan pengelolaan sumber daya ikan mulai dari kegiatan praproduksi, produksi, pengolahan, pemasaran ikan dan pengawasan sumber daya ikan. Pelabuhan perikanan memiliki fungsi yang sangat strategis yang mencakup fungsi pemerintahan dan fungsi pengusahaan.
Pelabuhan Perikanan Untia Makassar  berada pada WPP NRI 713 dengan potensi perikanan yang sangat berlimpah sebesar 1.1 Juta Ton per tahun belum didukung dengan pelabuhan perikanan dengan fasilitas yang memadai, seperti PP Paotere di Makassar dan pelabuhan perikanan lainnya  yang memiliki aktifitas bongkar muat sangat padat dan juga belum layak melayani untuk tujuan ekspor. Berdasarkan hasil evaluasi kinerja system Pusat Informasi Pelabuhan perikanan (PIPP) tahun 2021 dimana  PP Untia sejak di resmikan sampai saat ini belum maksimal dalam aktifitas pengoperasian seperti pemanfaatan fasilitas fungsional dan penunjang serta fasilitas yang paling mendasar bagi nelayan yaitu Air, Pabrik Es yg belum berjalan sehingga menjadi kendala bagi kapal yang singgah/tambat.
Penelitian ini menggunakan Analisis deskriptif kualitatif dan analisa SWOT dengan menelusuri simpul pemangku kepentigan dalam menentukan kebijakan operasional di Pelabuhan Perikanan Untia.
Data sekunder dan data primer dikumpulkan melalui survey dengan tehnik wawancara dan FGD, dengan menggunakan Analisis Pembobotan skala likert adalah penilaian terhadap setiap parameter yang dijadikan sebagai analisis pada kebijakan operasional di Pelabuhan Perikanan. Â Adapun populasi dan sampel adalah seluruh stekholder yang terlibat didalam membuat dan melaksanakan kebijakan operasional Pelabuhan Perikanan Untia Makassar seperti Nelayan, pengusaha, pedagang eceran dan Instansi terkait dll. Pemilihan responden dilakukan dengan metode multistage sampling yaitu pemilihan responden dengan acak melalui beberapa cluster / kelompok. Responden yang dipilih adalah responden yang terlibat langsung atau yang dianggap mempunyai kemampuan dan mengerti permasalahan terkait pengelolaan PP. Untia
Analisis Tingkat Penerapan Kebijakan menggunakan metode analisis deskriptif untuk mengetahui bagaimana tingkat penerapan beberapa Peraturan dan Kebijakan di PP Untia terhadap Operasional Pelabuhan. Metode deskriptif merupakan suatu metode yang digunakan untuk mendeskripsikan, menggambarkan subjek atau objek penelitian berdasarkan fakta-fakta yang ada, sedangkan untuk menjawab permasalahan menggunakan analisis deskriptif kualitatif.
Analisis SWOT merupakan suatu alat yang efektif dalam membantu menstrukturkan masalah, terutama dengan melakukan analisis atas lingkungan strategis, yang lazim disebut sebagai lingkungan internal dan lingkungan eksternal. Dalam lingkungan internal dan eksternal ini pada dasarnya terdapat empat unsur yang selalu dimiliki dan dihadapi, yaitu secara internal memiliki sejumlah kekuatan-kekuatan (Strengths) dan kelemahan-kelemahan (Weaknesses), dan secara eksternal akan berhadapan dengan berbagai peluang-peluang (Oppotunities) dan ancamanancaman (Threats).  Penelitian ini mempertimbangkan faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat  penerapan kebijakan operasional PP Untia. Oleh karena itu, untuk memperoleh strategi peningkatan penerapan kebijakan operasional PP Untia mengidentifikasi kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman.
Berdasarkan survey yang dilakukan terhadap nelayan maka didapatkan bahwa faktor drainase, dermaga dan kolam pelabuhan yang dirasakan oleh nelayan berada dalam kategori penting dan sisanya mulai dari penahan gelombang (breakwater), turap (revetment), , jetty, jalur pelayaran, fasilitas jalan kompleks pelabuhan dan fasilitas lahan usaha di sekitar Untia dianggap kategori sangat penting. Berdasarkan survey yang dilakukan terhadap nelayan kategori yang tertinggi adalah Breakwater dan kolam pelabuhan, dimana hal ini sangat diperlukan untuk melindungi kapal pada saat tambat labuh di kolam pelabuhan sehingga aman dan cepat masuk di pelabuhan. Â Dengan adanya breakwater peningkatan armada kapal yang beraktiftas akan meningkat sehingga akan berpengaruh signifikan terhadap operasional pelabuhan.
Dari hasil perhitungan terlihat bahwa penilaian nelayan terhadap fasilitas fungsional di Pelabuhan Perikanan Untia berada dalam kategori penting dan sangat penting seperti instalasi BBM, pabrik es, pelayanan terpadu, kebersihan dan keamanan, dan navigasi dan komunikasi serta air bersih. Â Dari hasil pengamatan yang dilakukan, dari 8 (delapan) fasilitas fungsional yang dipunyai oleh Pelabuhan Perikanan Untia, fasilitas air bersih yang menjadi kendala terbesar sebab tidak berfungsi sebagaimana mestinya. Â Ketersediaan air bersih yang masih sangat kurang sudah dirasakan saat sekarang dimana kegiatan atau aktivitas pelabuhan masih belum terlalu padat. Â Tentu jika nanti aktivitas operasional pelabuhan sudah padat maka persoalan air bersih masalah yang harus segera diselesaikan.Â
Dari hasil perhitungan skala likers yang dilakukan kepada pegawai Pelabuhan perikanan Untia, semua faktor untuk fungsi pemerintahan dianggap sangat penting meskipun dalam pelaksanaannya ada faktor yang belum dilaksanakan yaitu pelayanan perizinan kapal. Pelayanan perizinan ini harus melibatkan beberapa instansi terkait seperti pemerintah kota, dinas perikanan dan lain -lain. Â Pelayanan perizinan kapal selain sebagai syarat administratif bagi nelayan, juga bisa sebagai pemasukan negara. Â Pemasukan tersebut berupa penerimaan negara bukan pajak (PNBP) yang salah satunya berasal dari pelayanan penerimaan retribusi perizinan usaha perikanan berupa penerbitan daftar ulang perizinan kapal (Setiawan, 2019).
Dari hasil perhitungan skala likers yang dilakukan kepada pengusaha didapatkan bahwa seluruh fasilitas pengusahaan berada dalam kategori sangat penting yaitu wisata bahari dan segmentasi pasar. Â Hal ini sangat wajar sebab keberadaan wisata bahari bisa memberikan efek lain ke masyarakat sekitar objek wisata dalam hal ini adalah pengusaha/pedagang yang menjalankan usaha di sekitar Pelabuhan Perikanan Untia sehingga menigkatkan segmentasi pasar yang lebih luas lagi.
Dari uraian persepsi yang telah dilakukan terhadap nelayan, pengusaha dan pegawai, terlihat bahwa masih terdapat banyak kekurangan tapi sekaligus potensi yang bisa dikembangkan untuk memajukan Pelabuhan Perikanan Untia. Â Untuk menganalisa lebih mendalam untuk mengembangkan Pelabuhan Perikanan Untia maka perlu diketahui apa yang menjadi kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman terhadap Pelabuhan Perikanan Untia. Analisis strategi pengembangan operasional pelabuhan di Kawasan PP. Untia menggunakan Analisis SWOT (Strength, Weakness, Opportunity, and Threats).