Mohon tunggu...
Adhwa Nabiila
Adhwa Nabiila Mohon Tunggu... Mahasiswa - Akademisi

On my journey

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop

Kemakmuran Petani Apel Batu Perlu Dipertanyakan

26 Januari 2024   20:30 Diperbarui: 28 Januari 2024   18:34 56
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: Freepik @stockking

Awalnya saya kira petani di Indonesia adalah orang yang makmur karena memiliki tanah yang luasnya berhektar -- hektar. Namun, kenyataannya tidak seperti itu. Selain dikarenakan suhu yang semakin menghangat dan curah hujan yang semakin tinggi, selain itu dikarenakan kurangnya dukungan pemerintah terhadap para petani.

Kota Batu, kota yang sering kali dijujuk karena banyaknya destinasi wisata dan juga dikenal sebagai kota produksi apel terbesar.

Hingga hari ini, kuantitas petani apel di kota Batu mulai menurun, banyak digantikan petani sayuran ataupun buah -- buahan lain. Dikarenakan suhu di sana mulai menghangat dimana kurang cocok untuk ditanami apel, rekor suhu terdingin di kota batu adalah kisaran 11 derajat celcius, dimana apel dapat tumbuh subur di kisaran suhu 17-26 derajat celcius tetapi sekarang suhu kota batu menginjak hingga 32 derajat celcius. Banyaknya petani yang berpindah ke tanaman lain disebabkan harga pupuk dan obat -- obatan yang semakin mahal, selain itu juga harga perawatan apel yang terbilang cukup mahal jika dibandingkan dengan tanaman lain. Tidak sebanding dengan hasil panen yang didapatkan.

Apel di kota batu sudah bagaikan identitas lokal yang layak untuk dilindungi, bukan hanya apelnya namun kesejahteraan petaninya. Maka dari itu diharapkan pemerintah mampu memakmurkan petani, dengan memberikan subsidi pupuk dan membantu mengkoordinir penjagaan lingkungan sekitar. Apel di kota batu sudah bagaikan identitas yang layak untuk dilindungi, bukan hanya apelnya namun kesejahteraan petaninya.

Terima Kasih telah membaca hingga akhir!

Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun