petani di Indonesia adalah orang yang makmur karena memiliki tanah yang luasnya berhektar -- hektar. Namun, kenyataannya tidak seperti itu. Selain dikarenakan suhu yang semakin menghangat dan curah hujan yang semakin tinggi, selain itu dikarenakan kurangnya dukungan pemerintah terhadap para petani.
Awalnya saya kiraKota Batu, kota yang sering kali dijujuk karena banyaknya destinasi wisata dan juga dikenal sebagai kota produksi apel terbesar.
Hingga hari ini, kuantitas petani apel di kota Batu mulai menurun, banyak digantikan petani sayuran ataupun buah -- buahan lain. Dikarenakan suhu di sana mulai menghangat dimana kurang cocok untuk ditanami apel, rekor suhu terdingin di kota batu adalah kisaran 11 derajat celcius, dimana apel dapat tumbuh subur di kisaran suhu 17-26 derajat celcius tetapi sekarang suhu kota batu menginjak hingga 32 derajat celcius. Banyaknya petani yang berpindah ke tanaman lain disebabkan harga pupuk dan obat -- obatan yang semakin mahal, selain itu juga harga perawatan apel yang terbilang cukup mahal jika dibandingkan dengan tanaman lain. Tidak sebanding dengan hasil panen yang didapatkan.
Apel di kota batu sudah bagaikan identitas lokal yang layak untuk dilindungi, bukan hanya apelnya namun kesejahteraan petaninya. Maka dari itu diharapkan pemerintah mampu memakmurkan petani, dengan memberikan subsidi pupuk dan membantu mengkoordinir penjagaan lingkungan sekitar. Apel di kota batu sudah bagaikan identitas yang layak untuk dilindungi, bukan hanya apelnya namun kesejahteraan petaninya.
Terima Kasih telah membaca hingga akhir!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H