Mohon tunggu...
Istiana Nuraini
Istiana Nuraini Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

Forever grateful

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Ketika Cinta Serumit Ini

16 Februari 2019   01:17 Diperbarui: 24 Januari 2021   12:07 45
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Setiap orang pasti pernah merasakan yang namanya cinta. Sudah hal biasa jika di dalam percintaan ada namanya pertengkaran, perpisahan, pengkhianatan bahkan perselingkuhan. Ini kisah cinta ku yang begitu rumit.

Aku adalah wanita desa yang merantau ke kota, didesa aku dijuluki gadis desa padahal menurutku masih banyak wanita yang lebih cantik dari aku . Kadang aku berfikir mengapa mereka harus memberi julukan itu padaku. Tapi menurutku lebih baik jadi gadis desa biasa tapi tidak merasa rumitnya cinta.

Dia mencintaimu tapi aku ta sedikitpun cinta padanya. Laki laki pertama ini pun juga berjanji akan menjadikan aku satu satunya tapi aku ta sedikit tertarik dengannya. Aku mencintai seseorang lelaki begitu juga lelaki kedua ini juga mencintaimu, tetapi ta ada pilihan jika aku masih ingin bersamanya aku harus rela jadi yang kedua karena ia sudah memiliki istri. Disaat kedua cinta itu masih terbayang bayang di dikiranya muncul satu lagi cinta. Laki laki ketiga ini adalah sahabat dekat ku di desa dan juga teman merantau. Dia dan aku sama sama ta memiliki rasa cinta tapi kedua orang tua kita memaksakan untuk kita menikah. Aku dan teman ku sangat bersikeras melawan keputusan kedua orang tua kita.

Jika kalian dalam posisi seperti aku, lelaki yang mana yang akan kalian pilih?. Sampai sampai aku berfikir lebih baik aku ta mengenal cinta dari pada harus merasakan cinta yang rumit ini.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun