Mohon tunggu...
Adhitya Tri Arifianto
Adhitya Tri Arifianto Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Ada kalanya menjadi pribadi bodoh dan yang paling bodoh untuk menjadi seorang yang pintar dan cerdas

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Untuk Calon Presidenku

31 Mei 2014   18:21 Diperbarui: 23 Juni 2015   21:53 30
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Yang terhormat bapak bapak calon presidenku

Sudah terbesitkah tentang gejolak rinduku

Rindu pemimpin syahdu dan merdu

Bukan merdu suaranya tapi merdu cabinet dan antek-anteknya

Aku tak pernah meragukanmu

Begitupun negeri ini, pasti bangga kepadamu

Apalagi Tuhanmu, pasti merestuimu

Apapun itu, kau tetap yang paling ambigu

Kau masih calon sudah mengumbar janji

Janji yang belum tentu kau tetapi

Mungkin sekedar fiksi

Hilang ditelan mimpi

Sembari menunggu hari pemilihanmu

Aku berharap kepadamu

Bukan untuk menuntutmu

Tapi itulah kewajibanmu

Bawalah negeri ini untuk menjadi nomor Satu

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun