Film Teka-Teki Tika menjadi buah bibir begitu teasernya dirilis oleh Starvision. Respon publik bermunculan mulai dari apresiasi langkah Ernest Prakasa mengusung genre drama misteri hingga disandingkan dengan film kenamaan Amerika, Knives Out. Deretan aktor ternama juga mengisi cast dalam Teka-Teki Tika diantaranya Sheila Dara, Dion Wiyoko, Ferry Salim, bahkan Dian Sastrowardoyo.
Cerita Teka-Teki Tika dimulai dari Pak Budiman (Ferry Salim), seorang pengusaha ternama yang dikejutkan dengan kedatangan seorang wanita misterius mengaku sebagai anak biologisnya bernama Tika (Sheila Dara) saat sedang merayakan ulang tahun pernikahan bersama keluarga. Perpecahan dalam keluarga perlahan terbuka dibalik rahasia identitas Tika sebenarnya.
Gambar, Suara, dan Acting yang Mengantarkan Teka-Teki
Ernest Prakasa membawakan visual yang segar untuk Teka-Teki Tika dibanding karya-karyanya terdahulu. Sudut dan teknik pengambilan gambar film ini terasa lebih bervariasi. Setting lokasi juga menjadi nilai tambah yang berhasil membentuk suasana "rumah orang kaya". Rumah besar bertingkat, interior artistik, dan tanpa tetangga. Sayangnya, properti pada beberapa scene jamuan makan begitu minimalis dan tidak terasa mewah. Mungkin karena ekonomi keluarga yang sedang bermasalah?
Scoring dalam Teka-Teki Tika rasanya tepat sekali untuk membawakan cerita whodunnit. Ditambah lagi Sheila Dara yang memainkan peran seorang tamu misterius dengan baik. Untuk awalan, Ernest Prakasa rasanya membawakan cerita yang cukup apik.
Pengembangan Karakter, Cerita, dan Komedi Ragu-Ragu
Banyaknya karakter Teka-Teki Tika kurang dikembangkan dengan baik. Saat menonton film berdurasi sekitar 80 menit ini, emosi dan kedekatan penonton terhadap apa yang dirasakan oleh peran-peran dalam film tidak begitu timbul. Film ini seolah ragu untuk menceritakan sebuah drama, misteri, atau laga aksi.
Akibatnya, Teka-Teki Tika menjadi film dengan cerita yang compang-camping. Adegan antar adegan terasa begitu jumping. Bumbu komedi juga rasanya kurang membumbui cerita dan dibebankan pada peran Jane (Tansri Kemala) seorang. Kebingungan ini akhirnya membentuk Teka-Teki Tika sebagai film potensial yang kurang berkesan tidak juga mudah dilupakan.
Akhir kata, Teka-Teki Tika rasanya akan lebih menggugah dibawakan dengan durasi tambahan, memberi cukup waktu untuk pengembangan cerita, improvisasi koreografi scene aksi, dan dialog komedik yang lugas. Menarik untuk dinantikan karya berikutnya dari Ernest Prakasa. Applaus untuk Teka-Teki Tika, dapat disaksikan di Disney+ Hotstar.
Nilai dari penulis: Anak tunggal/10
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H