[caption id="attachment_307413" align="aligncenter" width="300" caption="source from google"][/caption] Bicara mengenai teman, setiap manusia normalnya memiliki teman dalam hidupnya. Teman maksud saya di sini bukan teman hidup atau pendamping melainkan teman dalam berinteraksi sosial. Setiap orang tentunya memiliki pandangan yang berbeda dalam berteman, ya karena setiap orang tumbuh dengan lingkungan dan didikan yang berbeda-beda. Begitupun saya. Saya hanya ingin membagi pendapat saya dan sudut pandang saya dalam memandang sebuah pertemanan. Belum lama saya hidup di dunia ini, ya baru 20 tahun usia saya, namun rasanya sudah lumayan banyak pengalaman saya dalam berteman yang makin membuat saya merasa aneh dan bingung. Entah saya yang aneh, atau memang objek pengamatan saya yang aneh, saya selalu merasa aneh setiap melihat pertengkaran pertemanan karena alasan terdapat perubahan dari salah satu teman ataupun keduanya dan berujung jadi mantan teman meskipun saya sendiri juga mengalaminya dan kebingungan sendiri. Dahulu sewaktu saya masih duduk di bangku SD memang saya sempat menganggap mereka yang selalu bersama saya, bersenang-senang dan intinya ada di dekat saya setiap harinya (ya karena memang sekelas) adalah friends of my life. Ya memang tidak salah, itu memang teman saya hingga sekarang. Berlebihan memang mengukir-ukir di kertas binder status 'best friend for ever' lalu pergi mencari kesenangan setiap hari tanpa disadari kita hanya tahu kesenangan (ya maklum masih kecil). Lalu terjadilah yang disebut perpisahan saat kelulusan, muncul teman baru, tidak bermain bersama lagi, dan muncul rasa sedih seakan dibuang (padahal saya juga punya teman baru, apa bedanya?). Begitu terus berulang-ulang dan satu pesan dari ibu saya 'hidup gak usah lebay'. Semakin berumur saya pun meninggalkan ke-lebay-an saya dan menjadi terlalu santai. Bagi saya ketika berkenalan dengan seseorang dan dia menerima gaya saya dan senang berbincang ya itulah sudah terjadi pertemanan. Perkara intensitas semakin bertambah, sebut saja teman dekat. Saya bukan orang yang memiliki banyak teman namun tidak sedikit juga teman saya. Setiap orang berinteraksi dan bertemu dengan orang baru di hidupnya, maka ketika orang tersebut lebih nyaman dengan yang baru dan sedikit melupakan anda, bukankah dengan menyematkan status 'penting' akan membuat kehilangan semakin terasa? Jika anda memang tidak memberikan yang sepadan pada teman anda, maka apa yang harus anda sesalkan jika orang lain yang memberikan. Beberapa yang saya alami, beberapa meninggalkan teman ketika muncul sifat yang sebelumnya tidak diketahui dan menyebut bukan teman yang baik, beberapa mengeluh meninggalkan karena temannya mudah marah dan tidak menerima candaannya. Bukankah yang meninggalkan dan mengeluh itu berarti sama dengan tidak menerima apa adanya dan itu bukan hal yang baik juga kan? Bukankan muncul di pikiran kita semua 'kalo cocok ayo kita jalan, kalo gak sealiran tinggalin aja' ? Come on, manusia tidak selalu dapat konstan menjadi baik. Jika kita mengetahui apa yang teman kita tidak suka, cukup jauhkan saja bermasalah dengan hal tersebut. Sebagian anak diajarkan untuk tidak memilih teman sebagian lagi untuk tidak berteman dengan sembarang anak. Saya diajarkan untuk menjadi ikan dalam berteman, seasin apapun airnya jangan biarkan dagingmu menjadi asin juga. Bertemanlah dengan siapa saja, maka kamu akan mengerti baik buruk seseorang tidak bertahan selamanya. Jaman sekolah saya berteman dengan perokok, pemabuk, tukang bolos, semi preman, dan hal-hal buruk yang dihidari kebanyakan orang tua. Namun sekali lagi, ibu saya berkata jadilah ikan hingga tidak pernah sekalipun saya menyentuh rokok atau minuman keras dan prestasi sekolah sayapun stabil, pertemanan pun tetap berjalan. Dan dari situlah kita akan mengenal suatu kesolid-an berteman yang belum tentu akan ditemukan dalam pertemanan yang hanya curhat bersama dan jalan ke mall bersama sekedar senang-senang. Jadi menurut saya tidak perlu berlebihan, ketika seseorang datang ingin berteman terimalah dengan baik perlakukan seperti kita ingin diperlakukan dan ketika ingin pergi ya biarkanlah. Belakangan ini saya baru menyadari beberapa teman bahkan tidak berubah setelah jarak dan waktu memisahkan, ya itulah menurut saya yang sebetulnya pantas disebut berharga, namun saya malah agak melupakan karena sibuk dengan yang ada saat ini. Tanpa disadari saat kita ingin menjadi bagian penting dari seseorang, kita telah menjadi bagian penting dari orang yang mungkin kita lupa. Sedih rasanya jika merenung betapa cueknya saya ketika melihat beberapa teman yang bahkan hanya sekedar saya chat merasa sangat bahagia dan selalu siap asalkan bisa berkumpul dengan saya, bahkan mereka mengetahui keburukan saya dan kesulitan saya dan masih perhatian setelah hilang komunikasi. Dan dengan mereka saya tidak pernah merasa ingin diistimewakan karena telah bertahun-tahun menjadi teman dekat mereka, sebabnya karena kami masing-masing tahu teman itu bukan yang setiap hari hangout bersama dan stick together wherever we are tapi seberapa banyak teman baru, selama apa tidak berkomunikasi, ketika kita butuh kita tahu kemana harus kita pergi dan kita saling memahami bahwa teman tidak butuh intensitas melainkan integritas. Ya mungkin terkesannya itu cuek dan datang saat butuh, namun itulah cara saya agar berteman tidak butuh banyak drama dan umpatan dalam hati. Sepertinya ini terlalu abstrak karena saya tidak pandai dalam menjabarkan, kesimpulannya adalah tidak berlebihan dalam menilai pertemanan maupun teman anda. Ketika sedang dekat dengan teman tidak perlu dilebihkan untuk menunjukkan sebuah pertemanan, suatu hubungan apapun itu ada pasang surutnya dan hanya jika kita tidak berlebihan maka kita akan merasa lebih stabil. Jangan pernah merasa anda teman yang terbaik karena manusia tidak selalu dalam keadaan terbaik. Cukup terima teman dan memperlakukan seperti anda ingin diperlakukan, jika anda memang tidak memberikan sesuatu maka jangan menuntut untuk diberi sesuatu. Bukankah dengan seperti itu akan lebih terasa nyaman dan anda akan selalu termotivasi untuk memberi yang terbaik untuk sekitar anda? Karena setiap orang ingin diperlakukan baik juga kan :)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H