Jadi, hampir di sepanjang bibir pantai ini dipenuhi oleh sampah baik organik maupun anorganik dan sampah-sampah itu disebabkan lantaran terbawa arus hingga terdampar di Pantai Labuhan Haji. Dampak dari permasalahan tersebut adalah berpengaruh pada tingkat kunjungan wisatawan dari objek wisata tersebut dan pertumbuhan ekosistem laut.
Permasalahan penanganan sampah disekitar pesisir pantai perlu adanya kerja sama dari Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) Lombok Timur, pemerintah desa Labuhan Haji, dan masyarakat sekitar pesisir pantai setempat untuk menangani permasalahan pengelolaan sampah tersebut bisa secara bertahap dan gotong royong. Persoalan sampah ini paling parah terjadi pada musim penghujan daan juga meluapnya air dari saluran irigasi dipicu akibat penyumbatan sampah pada saluran irigasi.
Untuk pemecahan permasalahannya, DLHK ataupun pemerintah desa Labuhan Haji bisa mengirimkan petugas-petugas untuk stand by khususnya di wilayah pesisir Labuhan Haji untuk menanggulangi permasalahan yang bersifat emergency seperti luapan air, pohon tumbang sekitar pesisir, penyumbatan sampah, dan lainlain jika sewaktu-waktu terjadi ketika musim penghujan.
Kegiatan lain yang bisa dilakukan oleh pemerintah dan warga setempat adalah pembersihan irigasi saluran secara rutin, membuat program sistem desa sadar bebas kumuh dan gersang, pembangunan TPS, dan bank sampah dengan melibatkan masyarakats secara penuh.
Permasalahan selanjutnya yaitu adanya pembangunan pelabuhan atau bangunan pantai lainnya yang tanpa memperhatikan wilayah pesisir pantai dapat mengakibatkan erosi atau mundurnya garis pantai. Fasilitas pelabuhan yang dibangun sekitar 2009 di sekitar pantai Labuhan Haji Kabupaten Lombok Timur, menyebabkan gelombang dari laut dalam yang bergerak menuju pantai akan mengalami perubahan karakteristik atau transformasi gelombang.
Penyebabnya adalah perubahan kedalaman laut melalui proses pendangkalan (shoaling), pembelokan arah (refraction), difraksi (diffraction), pemantulan (reflection), dan gelombang pecah (breaking wave). Dampak dari perubahan karakteristik adalah gelombang di pantai akan mempengaruhi perubahan arus, angkutan sedimen, dan kondisi pantai sekitar pelabuhan yang dapat menyebabkan perubahan pada kondisi pantai di sekitarnya.
Dalam fasilitas pelabuhan, adanya kontruksi membuat pemecah gelombang (breakwater) dari garis pantai ke arah laut sepanjang 800 m di kiri dan kanan pelabuhan akan merubah gelombang dari kondisi sebelumnya tanpa ada kontruksi. Pantai di sekitar pelabuhan akan berubah mengikuti perubahan kondisi gelombang yang akan terjadi hingga tercapai kondisi yang setimbang..
Pengaruh fasilitas pelabuhan terhadap garis pantai di Labuhan Haji Lombok Timur ternyata tidak sesuai dengan kenyataan yang terjadi yaitu sebelah kiri pelabuhan adalah erosi dan sebelah kanan adalah sedimentasi.
Oleh karena itu mengetahui kondisi angkutan sedimen sepanjang pantai penting untuk dilakukan agar dapat mengatasi permasalahan yang ada. Perbedaan angkutan sedimen sepanjang pantai, akibat perubahan karakteristik gelombang, yang masuk dan keluar daerah tersebut menyebabkan perubahan jumlah sedimen yang ditandai dengan maju mundurnya garis pantai di daerah tersebut.
Dari segi ekonomi wilayah pesisir pantai labuhan haji memiliki nilai jual dengan melihat adanya pelabuhan aktif yang beroperasi. Setelah selesai direvitalisasi pada tahun 2018 pelabuhan labuhan haji memiliki tinggi kedalaman mencapai 8 meter, hal ini telah menjadikan pelabuhan labuhan haji memiliki kondisi yang cocok untuk kapal pesiar berlabuh.
Namun, pada realisasinya belum ada investor untuk wilayah ekowisata ataupun untuk pembangunan pelabuhan secara berkelanjutan. Melihat sejarah labuhan haji yang pernah menjadi pusat perekonomian di jaman Belanda, pelabuhan labuhan haji memiliki potensi menajdi aset Pendapatan Asli Daerah (PAD) Lombok. Selain pelabuhan, pesisir pantai Labuhan Haji juga berpotensi untuk mengembangkan wilayahnya menjadi ekowisata yang dikelola secara terpadu.