Mohon tunggu...
Aditya Rakhmat
Aditya Rakhmat Mohon Tunggu... -

hidup diantara kopi dan tempat sepi

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Artikel Digital ala Koran Lampu Merah

1 Juni 2016   11:32 Diperbarui: 1 Juni 2016   11:36 335
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Koran Lampu merah dikenal di Indonesia sebagai koran yang masuk dalam kategori “koran kuning” ini berdiri pada 26 November 2001 memiliki pembaca sebanyak 1,3 juta pada tahun 2004  dan memiliki oplah yang fantastis pada tahun ke empat (2005) sebanyak 225 ribu eksemplar

Lampu Merah memiliki kekhasan judul berupa kalimat panjang bin ajaib  ”Ngakunya Orang Pintar, Bisa Negluarin Jin Jahat yang Ngeganggu, DUKUN MERKOSA 20 SISWI SMP, ADA YANG DISODOMI JUGA LHO” (Lampu Merah, 24 Agustus 2008). pernah judul pendek bin ajaib juga ”CEWEK DISUNDUTIN ROKOK, DISODOMI, T’RUS DIBUNUH” (Lampu Merah, 30 Agustus 2008).  *sumber= Menelisik Sejarah Koran Kuning di Indonesia  

Oke penjabaran korannya cukup sampai situ, kembali ke artikel digital, saat ini yang marak dengan judul 2 yang “memancing “ walaupun seringkali artikel nya tidak penting atau malah tidak berhubungan sama sekali.

Di dunia digital penggunaan headline seperti di koran lampu merah itu  dikenal sebagai “clickbait”. Di urban dictionary (www.urbandictionary.com)  ada beberapa penjelasan mengenai click bait, dan yang saya suka adalah “When a news article or link has a provocative title in order to get you to click on it.  Even though it's actually total sensationalism bullshit.”

Karena memang tujuannya adalah memancing orang untuk mengklik judul (seringkali beserta gambar) agar menambah jumlah pengunjung terlepas jadi mutu dari artikel yang ada di dalamnya.

Untuk website luar negeri yang sangat terkenal dengan judul artikel seperti ini adalah buzzfeed, viralnova, dll dengan tujuan tentunya mendapatkan uang dari jumlah klik tersebut, karena penilaian nilai website saat ini adalah jumlah orang yang mengklik dan masuk ke halaman mereka.

Pola-pola judulnya selalu sama misal “13 anak dipukul guru, kamu tidak akan menyangka siapa di no 6” atau “video ini akan memberi tahu jika kalian selama ini salah dalam memegang sendok”. Judulnya memang selalu memancing untuk berkunjung. Bahkan ada website untuk men-generate tulisan tersebut seperti community.usvsth3m.com/generator/clickbait-headline-generator

Tapi apakah itu masuk penipuan? Belum tentu. Menurut ilmu psikologis (gaya bener deh gw)  hal itu memanfaatkan teori “information-gap” yang dikeluarkan oleh George loewenstein di sekitar pertengahan 90’. Dasarnya itu adalah jarak (agak susah sh terjemahinnya) antara informasi yang kita tahu, dan apa yang kita mau tahu. Information-gap itu yang memancing emosional, yaitu rasa kekurangan informasi yang akhirnya menjadi penasaran (aka KEPO).

Nah berhubung (sebagian besar) orang Indonesia level kepo nya tinggi. Itu juga yang bikin sukses website-website kelas kuning. Yang pada akhirnya mereka dapet keuntungan secara profit dan kita menyebarkan berita-berita yang belum tentu asli walaupun seringkali tidak membaca isinya.

Lalu apakah salah pakai headline bersifat click-bait?

Tidak ada salah dan benar dalam hal ini, akan jadi salah kalau memang artikelnya tidak sesuai atau bersifat membodohi. Tetapi jika artikelnya seperti “365 tempat harus di kunjungi di Indonesia menurut website travel no 1 di dunia” ya bisa jadi benar, tetapi menurut saya pribadi 90% artikel dengan headline seperti ini bersifat mengganggu (annoying pisan).  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun