Berdasarkan Sustainable Waste Indonesia (SWI) pada 2018, sampah yang didaur ulang hanya sebesar 7%, sampah yang tidak terkelola sebesar 24%, dan sampah yang terangkut ke TPA sebesar 69%. Hal ini dilatarbelakangi karena warga masih membuang sampah seadanya tanpa adanya proses pemilahan antara sampah organik dan anorganik. Pengelolaan tersebut masih terdapat kekurangan yaitu sampah yang terdistribusi ke TPA masih banyak, sedangkan lahan TPA Â tidak meluas.
Pembahasan mengenai solusi sampah salah satunya dibahas pada webinar "Finding Eco-Friendly Solutions for Waste" yang diselenggarakan pada Rabu, 12 Agustus 2020. Webinar ini merupakan salah satu dari 10 rangkaian webinar yang diadakan Campaign.com bersama @america untuk Top 10 Finalist Young Social Enterprise Academy 2.0. Webinar ini diisi oleh Adhi Susatyo (founder Inowastech), Novrizal Tahar (Direktur Pengelolaan Sampah,KLHK ) dan Fei Febri (CEO Bank Sampah Bersinar) dan dimoderatori oleh Dendy Primanandi (aktivis lingkungan). Webinar ini bertujuan sebagai media untuk berdiskusi antara inovator, pegiat bank sampah, dan stakeholder pemerintah untuk menyelesaikan masalah sampah di Indonesia.
Menurut Novrizal Tahar, " mindset 'Buanglah sampah pada tempatnya' belum cukup untuk mengatasi masalah sampah karena nantinya sampah akan tercampur dan banyak yang terdistribusi ke TPA dan oleh karena itu diperlukan perubahan mindset agar masyarakat dapat memilah sampah". Â Novrizal tahar juga berharap inovasi produk seperti gerobak sampah pilah dapat digunakan di daerah-daerah.
Sebagai social enterprise yang bergerak di bidang lingkungan, Inowastech sejalan dengan pemikiran bahwa pemilahan sampah itu penting. Inowastech menganalisis bahwa sampah yang sudah terpilah di sumber sampah seperti rumah, sekolah, dan tempat umum lainnya akan tercampur kembali karena penggunaan gerobak satu ruang. Oleh karena itu Inowastech mengembangkan gerobak sampah pilah yang dapat digunakan untuk memilah sampah pada saat pengangkutan. Inovasi produk ini sebagai salah satu upaya untuk memecahkan masalah tidak konsistennya pemilahan sampah di Indonesia, dengan harapan bahwa sampah yang terpilah nantinya akan didaur ulang dengan maksimal.
Selain penyediaan fasilitas yang memadai, diperlukan juga edukasi dan implementasi yang efisien dalam mengelola sampah. Pemilahan sampah skala kawasan menjadi sebuah solusi yang dapat diandalkan untuk mengurangi sampah yang terangkut ke TPA. Kawasan seperti perumahan, pesantren, rutan/lapas, desa wisata, rest area, sekolah, dan tempat umum lainnya yang mempunyai manajemen dan karakteristik yang homogen sehingga lebih mudah untuk melakukan intervensi pemilahan sampah skala kawasan dibandingkan dengan tempat lainnya.
"Pemilahan sampah skala kawasan dapat digunakan sebagai upaya memaksimalkan daur ulang sampah di kawasan tersebut dan menghindari sampah keluar dari kawasan menuju TPA dan Jika pemilahan sampah skala kawasan dapat diimplementasikan dengan masif, maka akan mengurangi secara signifikan timbunan sampah ke TPA" tutur Adhi Susatyo, Founder Inowastech
Pada kesempatan webinar tersebut juga dilakukan launching produk dan project pemilahan sampah skala kawasan di Lapas Narkotika kelas IIA, Jelekong, Bandung sebagai project percontohan yang merupakan kerjasama antara Inowastech, Bank Sampah Bersinar, dan Lapas Jelekong. Pemilahan sampah skala kawasan nantinya akan menjadi project yang akan Inowastech galakan selain menawarkan produk kepada Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten/Kota, Perusahaan melalui program CSR, dan komunitas-komunitas.
Tentang Inowastech