[caption caption="Gadis korek api www.dwiananta.com"][/caption]Betapa sering bayangannya tampak
Dibawah terang cahaya bintang dan bulan
Betapa sering suara ratapannya terdengar
Di kegelapan malam dan di saat fajar menjelang
Acapkali ia berada di bawah angin dan hujan
Acapkali jejak kakinya tertinggal di tanah lembek yang becek
Â
Sosok kumal letih berjalan
Rambut kusutnya tergerai oleh angin
Bahkan rimbunan rumput-rumput padang
Seolah tak ingin mencium baunya
Sekuntum bunga mekar angkuh menatapnya
Seolah jijik melihat wajah kuyunya
Dengan binar sayu di matanya
Gadis kecil terus melangkah
Meski kadang ia terseok
Jalan-jalan tertutup genangan air
Dingin membeku mewarnai malam
Bintang dan bulan memandang tak tega
Â
Menggigil sambil memanggil
Tak ada satu yang peduli
Tak ada yang menjawab
"korek api...korek api..." teriakannya makin lemah
Malam semakin mencekam
Menyelimuti hati dan harapannya
Dalam lelah, lapar dan dahaga
Memaksa
Ia terduduk lesu
Batang-batang korek api berserakan di kakinya
Satu demi satu untuk menghangatkan diri
Seolah hanya itu cahaya di ujung matanya
Akhirnya ia menyerah
Pada nasib atau takdir
Membisu selamanya
Bersama angin dingin
Â
Â
terinspirasi dari dongeng H.C Andersen
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H