Kala dikau berjalan mendahului
Aku masih mengalah pada punggung yang tak kunjung terlewati
Dengan tergopoh aku menyahut
Hingga memilih harus terhenti.
Sesekali suara burung berteriak
Terdengar jelas lewat angin yang membias
Menyeringai
Aku mencarimu di penjuru arah
Kadang tak kuasa melangkah
Hanya menyuruhmu menunggu saja
Karena jika jenggala menyesatkanku
Aku masih berkuasa sebagai alasan meghampirimu
Menerjang
Aku bingung pada napas yang mengguncang
Dengan hati yang semakin menekan
Tatkala meyakinkan pikiran
Bahwa kau bukanlah sekedar tujuan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H