Dalam cangkir waktu kita bertemu
Cerita hidup terhias dalam seduhan kopi
Pahit getir lalu menghilang perlahan
Seperti lara yang perlahan pudar dalam senyum.
Seduhlah kopi hitam pekat itu
Seperti pahitnya perpisahan yang terluka
Namun dalam setiap tetesnya terkandung harap
Bahwa setiap getaran hati bisa saja bertemu lagi.
Titik-titik kenangan mengalir dalam hitungan detik
Seperti tetes-tetes air hangat dari cangkir itu
Kita merasakan getaran getirnya
Namun tetap menghirup, mencoba memahami.
Ada secercah cahaya dalam setiap goresan gelap
Sama seperti gurat senyum di balik duka
Kita mencoba merangkai arti, merajut makna
Seperti kata-kata dalam puisi, tak selalu tersurat.
Dan sedangkan kopi kita habis terhidang
Demikian pula masa-masa akan berlalu
Kita biarkan sedih ini perlahan menguap
Seperti uap dari secangkir kopi yang memudar.
Seduhlah kopi dan nikmati getirnya
Sudahi sedihmu dan peluklah harapan
Seduh kopimu, rasakan getarnya
Sudahi sedihmu, biarkan waktu menyembuhkan
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H