Di kala senja merangkak pergi
Bayanganmu tetap menghiasi pikiran
Namun sebatas bayang belaka
Engkau telah pergi tanpa berbekas.
Teruntuk yang diuntuk, kata-kata terpatri
Seperti angin yang lembut menyentuh kulit
Namun takdir memisahkan jalur kita
Seakan alam ini pun turut merintih.
Dalam senyap, aku merenung sendiri
Mengurai makna di balik setiap tanda tanya
Cinta yang tumbuh, kini layu dan sirna
Seperti bunga yang tak mampu bertahan.
Hingga suatu hari, mungkin nanti
Kita kan bertemu di tengah waktu yang terlipat
Makna yang hilang, mungkin kan ditemukan
Dibalik masa yang telah terlewat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H