Mohon tunggu...
Adhi Saputra Batubara
Adhi Saputra Batubara Mohon Tunggu... Freelancer - Freelance
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Whatever Your Problem Smile

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi: Metafora

2 Agustus 2023   20:51 Diperbarui: 2 Agustus 2023   21:03 142
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dalam hutan kata-kata, tumbuh pohon metafora
Cabang-cabangnya memeluk makna, daunnya merenungkan cerita
Aku menjelajahi rimbunnya, mencari hikmat tersembunyi
Setiap dedaunan mengungkapkan misteri, tiap akar menjeritkan kebenaran.

Seperti sungai pikiran yang mengalir dalam aliran
Metafora adalah perahu, membawaku menjauh dari pantai
Aku berlayar di atas ombak rasa, mengarungi laut kata-kata
Tiap gelombang adalah ungkapan, tiap angin adalah perumpamaan.

Seperti cahaya di malam yang gelap, metafora menerangi jalan
Lentera kata-kata yang membimbing dalam kegelapan
Aku mengikuti jejaknya, melewati lorong labirin
Setiap sudut menyimpan makna, setiap titik adalah lambang.

Metafora adalah jendela ke dunia dalam hati
Mengajakku menenggelamkan diri dalam perasaan yang ditinggalkan
Aku memandang keluar, melalui kaca khayalan
Menggali emosi, menyusuri danau makna yang tak terbatas.

Seperti kupu-kupu yang melayang bebas, metafora terbang dalam pikiran
Mengubah ide menjadi keindahan, kata menjadi lukisan
Aku mengikuti langkahnya, melampaui batas kenyataan
Setiap sayap adalah imajinasi, setiap penerbangan adalah kisah.

Dalam taman metafora, bunga-bunga makna bermekaran
Aroma harfiah dan esensi tercampur menjadi harmoni
Aku mencium udara puitis, merasakan embusan puisi
Tiap kelopak adalah analogi, tiap akar adalah perbandingan.

Metafora adalah bahasa hati yang tak terucap
Mengalir dalam aliran yang tak kasat mata
Aku mengikuti arusnya, merenung dalam sungai yang dalam
Setiap jeda adalah ilusi, setiap aliran adalah refleksi.

Dalam simfoni kata, metafora adalah melodi yang abadi
Nada dan irama membentuk harmoni yang tak tertandingi
Aku bergabung dengan orkestra alam semesta
Setiap nada adalah perumpamaan, setiap kord adalah perbandingan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun