Depan rumah pak tua, sebuah sepeda berdiri,
Butut dan lusuh, usianya telah bertambah.
Rodanya tergores, catnya pun pudar,
Namun seiring waktu, ia tetap tegar.
Setiap pagi, tuk melaju perlahan,
Mengantarkan pemiliknya mencari nafkah.
Ditengah kota yang sibuk,
Sepeda butut tetap bersemangat hidup.
Terkadang tersandung lubang di jalanan,
Namun tak gentar, tak goyahkan langkahnya.
Beban berat terasa di pundaknya,
Namun ia terus maju, tak pernah menyerah.
Di bawah terik matahari yang membara,
Di tengah guyuran hujan yang deras,
Sepeda butut tak kenal lelah,
Meniti setiap lorong, setiap jalan.
Tak seindah sepeda-sepeda mewah yang ada,
Namun hatinya penuh kasih dan pengabdian.
Tak selalu mengejar kecepatan,
Namun selalu tetap dalam kesetiaan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H