Air mata ini kuseka, menghapuskan pedih yang menghunjam
Menetes dari kedalaman, mengalirkan luka yang tersimpan.
Tiap tetesan berbicara, sebuah cerita yang tak terucap,
Mengalun dalam diam, menyimpan rahasia yang terpendam.
Air mata ini kuseka, mengalirkan sepi yang menghampar,
Dalam senyapnya malam, bertemu kenangan yang terpahat.
Sesal yang terluka, berdampingan dengan harapan yang terpendam,
Sebuah perjalanan hidup, dalam setiap tetes yang terangkai rapi.
Air mata ini kuseka, meresapi getirnya kehilangan,
Mengalun dalam hati, mengurai kepedihan yang terlupakan.
Namun janganlah menganggapnya sebagai kelemahan,
Sebab di dalamnya terkandung kekuatan dan keteguhan.
Air mata ini kuseka, menjadi saksi perjalanan hati yang berliku,
Dalam badai dan hujan, mengajarkan arti kesabaran yang tulus.
Tiap tetesan menandai keberanian, bukanlah tanda kelemahan,
Sebab hanya yang kuat yang mampu menghadapi hidup dengan lapang.
Air mata ini kuseka, menyiratkan doa-doa yang terucap,
Memohon kekuatan dalam setiap liku kehidupan yang kadang rumit.
Biarlah ia mengalir, mengalun dalam irama yang damai,
Karena dalam air mata, tercipta ketulusan yang tak tergantikan.
Jadi, air mata ini kuseka, bukanlah untuk meratap dengan pilu,
Tapi sebagai ungkapan perasaan, menjadi cahaya di tengah kelam.
Kuhargai setiap jatuhnya, sebab ia menyucikan hati yang terluka,
Air mata ini kuseka, sebagai simbol ketegaran dan cinta.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H