Mohon tunggu...
Adhi Saputra Batubara
Adhi Saputra Batubara Mohon Tunggu... Freelancer - Freelance
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Whatever Your Problem Smile

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi: 1 Juta Dollar

24 Juli 2023   19:59 Diperbarui: 29 Juli 2023   20:23 381
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://pin.it/5c9te5w

Dalam rupang kata-kata, kisah tentang sejuta dolar tercipta,Sebuah puisi mengalun, cerita harta yang tak terlupakan.
Di dunia yang serba terhubung, uang menjadi pusat perhatian,
Sejuta dolar, impian banyak, membawa perubahan dan inspirasi.

Di sebuah desa kecil, hiduplah seorang pemimpi,
Berharap sejuta dolar, membawa kebahagiaan tanpa batas.

Dia berjuang sekuat tenaga, menggenggam harapan dalam hati,
Berharap suatu hari nanti, impian akan menjadi nyata.

Di kota besar, seorang pengusaha dengan kantong penuh uang,
Miliaran dolar yang dimilikinya, tak membuatnya bahagia sepenuh hati.

Mencari makna sejati, dia merenung dalam kebingungannya,
Di antara kekayaan yang melimpah, dia merasa hampa.

Di balik sejuta dolar, kisah-kisah manusia terukir,
Ada yang berbagi kebahagiaan, ada yang kehilangan diri.

Sejuta dolar mungkin membawa kehidupan yang serba berlimpah,
Namun, kadang kebahagiaan sejati tak tergantung pada uang.

Jika sejuta dolar itu milikmu, apakah kau akan bahagia?
Ataukah kebahagiaan sejati ada pada hal-hal yang tak terhitung?

Bukan angka yang menentukan nilai sejati kehidupan,
Tetapi bagaimana kita berbagi kasih, dalam kebaikan yang tulus.

Mencari makna hidup, melewati angka-angka yang berkilauan,
Di antara miliaran dolar, kau akan menemukan jati dirimu yang sejati.

Jadi, renungkanlah, wahai saudaraku, di antara kata-kata indah ini,
Sejuta dolar mungkin ada di ujung jalan, tapi kebahagiaan sejati ada di dalam diri.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun