Mahasiswa Kelompok 08 KKN-Tematik UPI yang melaksanakan kegiatan Kuliah Kerja Nyata di daerah RW 03 Kelurahan Gegerkalong dengan mengusung tema ‘Desa Pertumbuhan Ekonomi Merata’ telah melakukan beberapa program kerja secara langsung di tengah masyarakat. Program kerja tersebut meliputi partisipasi dalam kegiatan Bank Sampah, pendataan sektor kerja masyarakat, dan penyelenggaraan seminar kerja bagi penduduk usia produktif.
Kedatangan Mahasiswa KKN-T 08 UPI di RW 03 Gegerkalong disambut baik oleh ketua RT/RW maupun masyarakat setempat. Bapak Aman Sugiaman selaku Ketua RW 03 dengan antusias mengatakan bahwa pihak RW 03 dengan senang hati menerima kedatangan dan kerjasama Mahasiswa KKN UPI serta bersedia membantu berbagai keperluan yang dibutuhkan Tim KKN 08 pada saat pelaksanaan kegiatan.
“kami berterimakasih atas kedatangan adik-adik Mahasiswa KKN UPI di RW 03 ini dan mau memperhatikan lingkungan sendiri terlebih dahulu, karena biasanya Mahasiswa itu lebih tertarik untuk KKN di daerah lain yang jauh-jauh begitu padahal kita juga masih ada beberapa hal yang mungkin masih harus dibenahi atau dikembangkan” ujarnya.
Selain itu, beliau juga mengundang Mahasiswa KKN-T 08 UPI untuk turut berpartispasi dalam kegiatan Bank Sampah Gegerkalong yang akan dilaksanakan pada kemudian harinya (21/07/2022) di Balai Rancage, Kelurahan Gegerkalong.
Program Bank Sampah tersebut merupakan suatu strategi penerapan 3R dalam pengelolaan sampah ditingkat masyarakat. Masyarakat dididik untuk menghargai sampah sesuai jenis dan nilai sehingga mereka mau memilah sampah. Bank Sampah akan menampung, memilah dan menyalurkan sampah bernilai ekonomi pada pasar sehingga masyarakat mendapatkan keuntungan ekonomi dari tabungan sampah.
Dari hasil wawancara yang dilakukan bersama Umi (sebutan Mahasiswa kepada istri Ketua RW 03) yang juga berperan sebagai perwakilan pengurus Bank Sampah Kelurahan Gegerkalong, mengakatan bahwa pengelolaan Bank Sampah sudah cukup konsisten dijalankan masyarakat RW 03 Kelurahan Gegerkalong. Kegiatan ini dianggap cukup efektif dalam membantu kondisi pertumbuhan ekonomi maupun kebersihan lingkungan masyarakat.
Sampah yang bisa bernilai ekonomi yakni kertas, emberan, kaca dan logam. Mulanya, sampah yang ada di rumah tangga dipilah menjadi organik dan anorganik. Kemudian, sampah yang telah dipilah tersebut diangkut oleh para pengurus Bank Sampah dengan berkeliling sambil membawa gerobak.
Setelah terkumpul, petugas Bank Sampah kembali memilah sampah-sampah tersebut berdasarkan jenis materialnya untuk kemudian ditimbang dan dicatat dalam pembukuan tabungan Bank Sampah masyarakat.
“Semua sudah ada data di pembukuan besar, harga masing-masing jenis sampah juga berbeda tergantung dengan jenis material sampah yang sudah kita pilah tadi. Nantinya masyarakat akan mendapat buku tabungan yang selanjutnya bisa dicairkan menjadi uang.” Jelas Umi kepada Mahasiswa KKN.