Mohon tunggu...
Adhiptama Anggara
Adhiptama Anggara Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Halo Fam, selamat membaca tulisanku!

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Permasalahan Pendidikan di Indonesia

20 Mei 2022   22:56 Diperbarui: 20 Mei 2022   22:59 548
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Pendidikan merupakan sebuah proses yang penting untuk meningkatkan intelektual, sopan santun, kepribadian dan semangat untuk membangun  diri untuk bisa berguna baik untuk individu tersebut maupun kelompok. Pendidikan adalah sebuah unsur yang wajib dimiliki oleh setiap individu. Pendidikan ini juga tidak lepas dari segala aktifitias sehari-hari yang dilakukan oleh manusia. Manusia pastinya menemukan unsur Pendidikan dalam segala hal yang dilakukannya, contohnya mereka pasti belajar dari kesalahan mereka yang lakukan dan itu pastinya memberikan sebuah Pendidikan untuk mereka. Pendidikan dibagi menjadi dua yaitu formal dan non-formal, Pendidikan formal adalah Pendidikan yang dilakukan dari Sekolah Dasar sampai perguruan tinggi. Sedangkan Pendidikan non-formal adalah Pendidikan yang diberikan diluar cakupan Pendidikan formal.

Jika berkaca pada sejarah, Pendidikan di Indonesia dilakukan dengan tujuan bahwa penguasa menginginkan sebuah kekuatan politik baru. Dari keninginan tersebut maka sebuah Pendidikan pun diberikan kepada seseorang. Jika dilihat dari kepentingan politik, Pendidikan diartikan sebagai alat yang digunakana untuk kepentingan tertentu seperti ideologi dan kepentingan politik untuk mempertahankan kekuatan politik. Misalkan pada masa orde baru pendidikan cenderung dijadikan sebagai alat kekuasaan sehingga menghilangkan esensi dari pendidikan yang sebenarnya. Bahkan pendidikan dijadikan sebagai alat indoktrinasi kepada masyarakat. Sistem pendidikan pada masa orde baru, pelaksanaan pendidikan secara langsung dikendalikan oleh sistem birokrasi dengan mata rantai yang sangat panjang dari tingkat pusat sampai ke daerah bahkan sampai tingkat satuan Pendidikan.

            Hal tersebut tentunya akan berdampak kepada sistem Pendidikan di Indonesia, dimana pedoman dan dasar dari sebuah unsur pendidikan yaki pendidik tidak lagi mengacu kepada profesionalitas akan tetapi intruksi dari atasan. Kondisi seperti ini tentunya akan menimbulkan sebuah keberpihakan kepada atasan dan menghilangkan kewenangan dari pendidik tersebut. Hasil dari pendidika seperti itu maka hanya akan menghasilkan sebuah manusia dengan sifat tidak berani mengambil keputusan dan tidak memiliki kemandirian karena dalam pendidikan dialaminya terdapat sebuah rasa keterpaksaan. Sekarang ini, pendidikan banyak digunakan didalam dunia politik untuk mendapatkan kekuatan politik. Hal ini berarti bahwa pendidikan telah dimasukan kedalam sebuah kompetisi politik. Pendidikan yang awalnya digunakan sebagai sarana untuk membangun manusia Indonesia akan tetapi sekarang sudah berubah menjadi sebuah kekuatan untuk membantu menyokong kekuatan partai politik atau untuk kepentingan golongan tertentu.

            Adapun juga permasalahan pendidikan yang terjadi pada saat adanya kebijakan otonomi daerah. Otonomi daerah didampingi dengan otonomi pendidikan juga, akan tetapi dalam dunia pendidikan banyak kepala daerah yang mengedepankan sisi subjektifitas dibandingkan dengan objektivitas dalam penerapan tenaga pendidik diberbagai daerah. Kebijakan otonomi daerah membawa implikasi yang besar bagi tatanan pemerintah baik pusat maupun daerah dan juga dunia pendidikan. Dalam kebijakan desentralisasi pendidikan, pemindahan Kewenangan dari pemerintah pusat kepada pemerintah daerah bukanlah hal yang terpenting, yang penting adalah mendorong terjadinya proses otonomi baik pada pemerintah daerah agar memiliki kemampuan untuk mengelola dan menyelenggarakan pendidikan yang bermutu dan adil. Maka dalam hal ini, perlu pengaturan perimbangan kewenangan antara pusat dan daerah, dan masing-masing mempunyai komitmen tinggi untuk mewujudkannya.

            Perubahan unsur pemerintahan juga menyebabkan perubahan didunia pendidikan, contohnya seperti jika terjadi pergantian Menteri pendidikan pastinya hal tersebut diirngi juga dengan pergantian kurikulum pendidikan. Orientasi kurikulum pendidikan yang diterapkan pun disesuaikan dengan latar belakang pendidikan Menteri tersebut. Pergantian kurikulum memang bukan masalah yang besar akan tetapi perubahan kurikulum itu diharapkan oleh Menteri pendidikan sebagai sebuah pembaruan dengan tujuan perbaikan sistem pendidikan menjadi lebih baik. Akan tetapi permasalahan yang ril adalah penambahan beban baik kepada siswa maupun orang tua. Penambahan beban siswa disebabkan oleh dengna bergantinya kurikulum tentunya diiringi dengan adanya sebuah pertambahan mata pelajaran yang menyebabkan siswa harus belajar lebih keras dari pada kurikulum yang sama setiap tahun. Sedangkan beban kepada orang tua adalah biaya materil, dengan adanya perubahan kurikulum tentunya menuntut siswa untuk membeli buku lagi dan kemudian menambah beban bagi perekonomian orang tua siswa.

Kurangnya keseriusan pemerintah kedalam dunia pendidikan menyebabkan menurunnya kualitas pendidikan Indonesia. Di Indonesia juga terjadi kesenjangan pendidikan yang melibatkan sarana dan prasarana. Banyak sarana pendidikan di Indonesia yang dianggap kurang layak menyebabkan rendahnya tingkat pendidikan di Indonesia. Kurang layaknya sarana inin biasanya terletak didaerah yang terpencil dan kurangnya sarana dan prasarana ini juga salah satu dampak dari tidak meratanya pembangunan Kita semua mengetahui bahwa pendidikan itu merupakan hal yang penting. Semua orang sepakat bahwa pendidikan merupakan alat yang penting untuk mengingkatkan mutu kehidupan. Meski pendidikan penting bagi semua orang akan tetapi tidak semua orang memiliki komitmen yang sama untuk memajukan pendidikan, terutama komitmen pemimpin dalam dunia pendidikan. Inti permasalah dari sistem pendidikan di indoneisa adalah rendahnya kesadaran pemimpin bangsa terhadap pendidikan di Indonesia.

Indonesia yang sudah mengalami pergantian presiden berserta perangkat pemerintahannya selama lebih dari lima kali diharapkan bisa memberikan kebijakan  tentang terbentuknya dunia pendidikan yang lebih maju. Ditambah lagi dengan pergantian kurikulum yang dilakukan oleh Menteri pendidikan diharapkan mata pelajaran siswa bisa lebih kompleks dan mengandung pembelajaran yang bisa diterapkan didunia pekerjaanya kelak.Semakin majunya zaman semakin meningkatkan taraf pendidikan didalam dunia pekerjaan, maka dari itu secara tidak langsung kita dituntut untuk bisa meraih pendidikan setinggi-tingginya atau paling tidak SMA agar kita dapat bersaing kedalam dunia kerja. Dengan bergantinnya kepemimpinan dan juga kebijakan didunia pendidikan ini diharapkan bahwa para pelajar di Indonesia bisa bersaing dalam dunia pekerjaan baik didalam negeri maupun diluar negeri.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun