Mohon tunggu...
Adhi Martoredjo
Adhi Martoredjo Mohon Tunggu... -

wisatawan kuliner | penikmat seni

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Antara Ulat Bulu dan Rokok

15 April 2011   08:41 Diperbarui: 26 Juni 2015   06:46 230
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Beberapa hari terakhir di beberapa daerah di Indonesia dihebohkan dengan munculnya ulat bulu yang melimpah populasinya (Liputan Khusus kompas.com). Membludaknya populasi ulat bulu di berbagai daerah di Indonesia itu dihadapi dengan berbagai cara dan ditanggapi dengan berbagai sikap.

Ada informasi yang menyebutkan bahwa ulat bulu berbahaya bagi manusia.  Ulat bulu memiliki racun bernama urticating hairs, yang jika mengenai kulit manusia menyebabkan gatal-gatal, dan efek lebih lanjut jika racun tersebut bersarang di jaringan lunak atau selaput lendir kulit manusia (dikutip dari INILAH.COM). Namun sampai saat ini belum ditemukan kasus ulat bulu yang menyebabkan kematian manusia atau hewan di Indonesia. BPPT selaku institusi yang berkompeten dalam kasus membludaknya populasi ulat bulu ini menyatakan bahwa ulat bulu tidak berbahaya bagi manusia secara langsung. Namun secara tidak langsung bisa merugikan manusia, karena ulat-ulat ini memakan dan merusak tanaman yang dibudidayakan oleh manusia.

Lalu, apa hubungannya ulat bulu dengan rokok? Apakah ulat bulu bisa dibasmi menggunakan pengasapan dari asap rokok :D?

Bukan seperti itu pembaca;

Ulat bulu ternyata PANDANG BULU! Mereka muncul karena mencari makan dan dampak dari ketidakseimbangan alam dan cuaca. Jelas sekali makanan mereka adalah tumbuh-tumbuhan, bukan darah/daging manusia atau binatang. Kalaupun kita manusia bisa gatal karena terkena bulunya,  dikarenakan mekanisme self-defense alamiah dari para ulat itu. Obatnya pun cukup taburkan bedak, oleskan parutan kunyit atau getah labu pada kulit yang gatal, selesai.

Sekarang tentang rokok. Rokok tidak berbahaya jika masih berada dalam bungkusnya dan tidak dinyalakan. Akan berbahaya  jika rokok sudah disulut, dihisap, dan asapnya (entah dari hasil pembakaran batang rokoknya atau hasil hembusan si perokok) menyebar kemana-mana. Rokok dan asapnya mengandung sekitar 4000 elemen kimia dan 200 diantaranya terbukti mengandung racun yang berbahaya bagi tubuh manusia (Sumber : Disini). Dan berbeda dengan para ulat bulu yg PANDANG BULU, rokok dan asapnya tak pandang bulu dalam menyebar. Di tempat umum, jalanan, kantor, dan tempat lain begitu mudah kita temui asap rokok berterbangan, TAK PANDANG BULU!. Mau di situ ada balita atau lansia, asap-asap yg terhembus akan berdampak baik bagi si penghisap aktif maupun si penghisap pasif.

Nah, masalahnya saat ini sikap dalam menghadapi bahaya ulat bulu dan bahaya rokok dan asap-asapnya berbeda. Para ulat bulu diperlakukan bak alien yang mengancam keselamatan umat manusia. Padahal jika waktunya tiba nanti mereka akan menjelma menjadi kupu-kupu yang indah, yang mungkin bagi sebagian besar kita; alih-alih melihat kupu-kupu berterbangan, malah lebih sering melihat (dan menghisap) asap rokok yang berterbangan.

termuat juga dalam blog pribadi : adhimarto.tumblr.com

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun