Mohon tunggu...
Adhi Kurniawan
Adhi Kurniawan Mohon Tunggu... pegawai negeri -

Fans berat nasi pecel yang suka jalan-jalan dan foto-foto, saat ini tinggal di Jakarta dan sering pulang ke Ambarawa.

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Diary of Mining Experience #5: Pendidikan, Agrikultur, dan Kehidupan Sosial Masyarakat Lingkar Tambang

6 Maret 2016   11:14 Diperbarui: 6 Maret 2016   11:43 71
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

 

[caption caption="Berbagi cita-cita dengan siswa SMA Negeri 1 Sekongkang"][/caption]

[Hari kelima, 18 Februari 2016]

Tinggal bersama dan berinteraksi langsung dengan masyarakat membuat kami, para peserta Sustainable Mining Bootcamp, memperoleh gambaran mengenai realita yang terjadi di lingkungan sekitar tambang. Pada hari kelima bootcamp ini kami melakukan kegiatan di daerah Kecamatan Sekongkang, Kabupaten Sumbawa Barat dengan fokus di bidang pendidikan, kehidupan sosial, dan pertanian. Banyak hal yang kami pelajari. Cerita dan inspirasi dari masyarakat membuat bootcamp ini menjadi lebih berwarna.

Harum aroma kopi menyeruak di ruang tamu rumah Pak Husni Thamrin. Kepala Desa Kemuning itu menyiapkan rumahnya untuk kami tinggali selama berada di Sekongkang. Obrolan ringan bersama Pak Husni mengenai kondisi masyarakat di desa itu menjadi pembuka aktivitas kami pada hari kelima bootcamp.

Setelah sarapan, kami bergegas menuju SMA Negeri 1 Sekongkang. Kami dijadwalkan mengisi sesi mengajar siswa kelas XII selama beberapa jam pelajaran. Kami sepakat memberikan kelas inspirasi mengenai pendidikan dan profesi kami. Kami berasal dari latar belakang pendidikan dan profesi yang berbeda. Dengan materi yang kami sampaikan, kami berharap dapat menambah referensi para siswa tersebut mengenai pilihan pendidikan setelah lulus SMA serta profesi setelah lulus kuliah. Kami menyiapkan presentasi menjadi 5 topik, yaitu tentang dunia mahasiswa, profesi pengajar, enterpreneur, blogger dan social media specialist, serta jurnalis media.

Wulan, Melo, Rahel, dan Bonnie yang saat ini masih berstatus mahasiswa berbagi suka duka selama menjadi mahasiwa di tanah rantau. Materi tersebut untuk memberikan gambaran bagi para siswa mengenai dunia yang akan mereka masuki setelah lulus SMA. Pak Sulhan dan Mas Danang yang berprofesi sebagai dosen melanjutkan sesi berikutnya dengan bercerita mengenai hal-hal yang harus dilakukan oleh para mahasiswa. Mengejar IP tinggi adalah suatu keharusan, tetapi para mahasiswa hendaknya tetap aktif di luar perkuliahan untuk mengasah soft skill sekaligus membangun relasi. Hal tersebut menjadi bekal dalam menghadapi persaingan di dunia kerja yang semakin hari kian ketat.

Sesi inspirasi profesi selanjutnya disampaikan oleh Bu Evi dan Deshinta yang menjelaskan pilihan karir sebagai enterpreneur. Di dunia enterpreneur, kejelian melihat peluang dan memberi nilai tambah pada suatu komoditas adalah sesuatu yang harus dimiliki. Duet Bu Evi dan Deshinta menyemangati para siswa bahwa dengan menjadi enterpreneur,  mereka sekaligus dapat membantu orang lain dalam menyediakan lapangan pekerjaan.

Sesi berikutnya, saya berbagi mengenai pengalaman sebagai blogger. Dengan rutin menulis, kita bisa memberikan manfaat bagi orang lain. Sumbawa dikarunia alam yang luar biasa indah. Alangkah baiknya kalau generasi muda di sana sering mengangkat keindahan itu melalui tulisan di blog sehingga pariwisata di Sumbawa semakin berkembang. Sementara itu, Mas Arif yang memiliki keahlian sebagai social media specialist berbagi tips bagaimana mendulang rupiah melalui social media. Twitter, Instagram, atau Facebook apabila dikelola secara jitu dan menarik, dapat mendatangkan rezeki. Jangan hanya menebar update berupa kata-kata galau atau tautan-tautan yang menebar kebencian. Namun, berupayalah untuk menyebar hal-hal yang bermanfaat.

[caption caption="Antusiasme murid SMA Negeri 1 Sekongkang dalam mengikuti kelas inspirasi"]

[/caption]

 

Sharing mengenai beragam pendidikan dan profesi tersebut bertujuan agar generasi muda di Sekongkang tidak hanya terpaku ingin menjadi pekerja tambang sebagai pilihan karir. Kami ingin menyampaikan bahwa masih ada banyak profesi di luar sana yang tidak kalah menjanjikan. Saat masih muda seperti saat inilah kesempatan bagi mereka untuk terus belajar dan mengembangkan diri sesuai minat masing-masing.

Setelah jeda makan siang dan istirahat sejenak, kami melanjutkan aktivitas dengan mengunjungi kebun jeruk yang dikelola oleh Pak Miskun dan istrinya. Kebun seluas 1 hektar itu ditanami beberapa jenis jeruk, seperti jeruk keprok siam, jeruk sunkist, dan jeruk bali. Jeruk merupakan jenis buah yang dipanen setahun sekali. Dalam pengalamannya berkebun sejak tahun 2011, biasanya jumlah panen Pak Miskun mencapai 17 ton per tahun. Hasil panen tersebut lantas dibeli oleh para pengepul yang datang langsung ke kebun Pak Miskun. Usaha Pak Miskun menanam jeruk tersebut merupakan profil inspiratif bagi orang-orang di sekelilingnya. Bahwa peluang untuk maju itu selalu ada bagi mereka yang mau berusaha dan tidak mudah menyerah.

Tak jauh dari kebun jeruk Pak Miskun, ada hutan wisata yang dikelola oleh salah satu yayasan PT Newmont bekerja sama dengan masyarakat. Hutan wisata itu baru saja dirintis sejak setengah tahun yang lalu. Pohon-pohon yang ditanam di sana antara lain mahoni, pinong, jabon, srikaya, dan jambu batu. Konsep pengembangannya ke depan, hutan wisata itu akan ditanami berbagai jenis pohon yang mulai langka di masyarakat dengan tujuan agar generasi mendatang masih bisa menjumpai jenis pohon-pohon tersebut.

[caption caption="Pak Miskun dan jeruk hasil kebunnya"]

[/caption]

Kami singgah di Pantai Lawar menjelang sore. Pantai tersebut berupa teluk sempit dengan dinding karang di sisi kanan dan kirinya. Ombaknya yang besar membuat para wisatawan mancanegara sering berkunjung ke Pantai Lawar untuk berselancar. Sayang pantai ini belum dikelola dengan optimal. Di beberapa bagian pantai teronggok sampah kayu yang terhempas dari laut. Akses menuju pantai yang susah dijangkau juga membuat warga lokal belum banyak yang datang ke sini. Sebenarnya pesona Pantai Lawar ini tidak kalah dengan pantai-pantai di Lombok selatan seperti Kuta, Mawun, atau Selong Belanak. Pantai Lawar hanya perlu dikelola dengan lebih optimal.

Dari Pantai Lawar, kami kembali ke rumah Pak Husni sebelum magrib. Pada saat seperti ini, biasanya warga desa sedang bersantai di rumah masing-masing setelah seharian beraktivitas. Kami ingin menggali cerita dari masyarakat dan pendapat mereka mengenai keberadaan PT Newmont. Kami berkunjung ke rumah Pak Suhardi. Beliau adalah seorang guru yang sudah mengabdi sebagai pendidik sejak tahun 1986. Pak Suhardi menyoroti pemberian CSR di bidang pendidikan.  Menurutnya, PT Newmont telah banyak membantu masyarakat melalui pembangunan ruang kelas atau bangunan pendukung lain di sekolah. Namun, bantuan berupa perangkat belajar mengajar seperti buku teks, alat peraga, atau komputer masih terbatas. Penentuan penerima beasiswa pendidikan dari PT Newmont juga perlu disampaikan secara jelas. Hal tersebut agar masyarakat yang berhasil mendapat beasiswa maupun yang belum berkesempatan mendapat beasiswa, merasa diperlakukan dengan adil.

Kami juga berdiskusi dengan Pak Abidin, salah seorang anggota DPRD Kabupaten Sumbawa Barat yang berasal dari Sekongkang. Beliau baru saja menyelesaikan program S2 di IPB. Dalam tesisnya, Pak Abidin menyusun konsep pengembangan ekonomi masyarakat pasca penutupan PT Newmont. Pak Abidin sadar, selama ini PT Newmont masih menjadi andalan pemerintah Kabupaten Sumbawa Barat dalam penerimaan APBD. Tenaga kerja banyak yang terserap ke PT Newmont. Perekonomian juga masih sangat bergantung dari keberlangsungan tambang ini. Namun, pada tahun 2038 mendatang diproyeksikan mineral yang ditambang akan habis sehingga perusahaan berhenti beroperasi. Seharusnya pemerintah sudah memiliki rencana strategis hingga 22 tahun ke depan mengenai apa yang akan mereka lakukan jika PT Newmont tutup. Selama ini pemerintah dan masyarakat masih terbuai dengan keberadaan PT Newmont dalam menyokong jalannya roda perekonomian. Menurut Pak Abidin, program-program pemerdayaan masyarakat yang dijalankan PT Newmont masih belum berkelanjuntan. Program tersebut umumnya masih bersifat reaktif saja. Hal ini perlu menjadi perhatian bagi perusahaan agar lebih fokus dan tepat sasaran dalam menjalankan program kemitraan.

[caption caption="Obrolan santai bersama warga Sekongkang"]

[/caption]

Sektor pendidikan, sosial, dan pertanian merupakan aspek penting dalam kehidupan masyarakat di lingkar tambang. Program CSR yang selama ini sudah dilakukan PT Newmont hendaknya dijalankan dengan tepat dan dipantau setelah kegiatan dijalankan. Hal tersebut akan sangat membantu masyarakat sehingga bersama-sama, PT Newmont dan masyarakat lingkar tambang, dapat mencapai tujuan bersama di sektor-sektor penting tersebut.

Tabik.

 

Cerita dari bootcamp hari sebelumnya dapat disimak di tautan berikut: Klik disini  

Post Scriptum: Tulisan ini pernah saya publikasikan di blog pribadi saya  pada tanggal 18 Februari 2016

 

 [caption caption="Pantai Lawar, salah satu pesona Sekongkang"]

[/caption]

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun