Permasalahan stunting merupakan salah satu fokus utama dari beberapa isu strategis nasional yang perlu ditangani secara serius. Dari Hasil Riset Kesehatan Dasar (Risekdas), diketahui bahwa pada tahun 2019, sejumlah 27,7 persen balita mengalami stunting. Angka tersebut memang mengalami penurunan jika dibandingkan dengan jumlah balita stunting pada tahun 2018 yang mencapai 30,8 persen. Namun, target nasional per tahun 2024 dengan jumlah balita stunting di bawah 14 persen masih cukup jauh untuk dicapai.
Diperlukan kolaborasi dari berbagai lapisan masyarakat untuk dapat mewujudkan target nasional tersebut. Baik dari pihak pemerintah, tenaga kesehatan, hingga sukarelawan seperti kader posyandu. Sehingga, dalam rangka membantu pencapaian target nasional pencegahan stunting, Mahasiswa UNNES Giat yang sedang melaksanakan kegiatan KKN pun menjadikan pencegahan stunting sebagai salah satu program kerja utama. Seperti yang dilakukan oleh Mahasiswa UNNES Giat yang bertempat di Desa Blendung, Kecamatan Ulujami, Kabupaten Pemalang.
Dosen Pembimbing Lapangan Tim UNNES Giat Desa Blendung, Sandy Arief, menyampaikan jika program pencegahan stunting memang menjadi program kerja wajib yang dicanangkan oleh Universitas Negeri Semarang. “Pencegahan stunting memang menjadi salah satu fokus utama, sehingga semua tim KKN UNNES Giat di berbagai daerah memiliki keharusan untuk melaksanakannya,” jelasnya.
Tim Mahasiswa UNNES Giat Desa Blendung yang menjalankan program pencegahan stunting berusaha untuk ikut terlibat dalam beberapa tahapan yang berkelanjutan. Mulai dari membangun kesadaran ibu hamil dan ibu balita, memberikan bantuan makanan bergizi untuk balita, hingga pendataan tumbuh kembang balita. Pada tahapan awal, Mahasiswa UNNES Giat berkolaborasi dengan bidan desa dari Puskesmas Mojo, Panca, dalam mengisi materi sosialisasi pencegahan stunting di Kelas Balita Posyandu Anggrek Desa Blendung pada Kamis (28/07/2022).
“Kami merasa terbantu dengan adanya materi pencegahan stunting yang disampaikan oleh teman-teman KKN, semoga bermanfaat untuk ibu-ibu yang mengikuti kelas balita ini,” terang Panca saat sosialisasi berlangsung. Dalam kesempatan tersebut, bidan desa juga menyatakan bahwa pihak posyandu mendukung serta menyambut baik kerja sama dengan Mahasiswa UNNES Giat dalam kelanjutan program kerja pencegahan stunting.
Setelah melakukan sosialisasi pencegahan stunting, Mahasiswa UNNES Giat melanjutkan program pencegahan stunting dengan membagikan makanan tambahan balita di Posyandu Nusa Indah pada Jumat (05/08/2022). Pembagian makanan tersebut bertujuan untuk membantu ibu balita dalam mencukupi gizi yang dibutuhkan anak mereka. Mahasiswa UNNES Giat terlebih dahulu berkoordinasi dengan pihak Posyandu untuk memilih makanan tambahan apa yang akan diberikan. Selain membantu pencukupan gizi balita secara langsung, pembagian makanan tambahan tersebut diharapkan dapat menginspirasi ibu-ibu yang hadir di Posyandu agar lebih kreatif dalam menyediakan makanan tambahan bergizi untuk anak balita.
Mahasiswa UNNES Giat juga terlibat dalam proses pendataan imunisasi BIAN dengan aplikasi ASIK. Kesehatan merupakan salah satu faktor yang memengaruhi tumbuh kembang balita, sehingga diperlukan pengamatan serta pendataan yang terperinci da terpadu, utamanya dalam hal imunisasi balita. Dengan terlibatnya Mahasiswa UNNES Giat dalam tahapan-tahapan tersebut, diharapkan program pencegahan stunting di Desa Blendung dapat menjadi lebih efektif.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H