عن عمرو بن أبيه عن جده قال قال رسول الله صلى الله عليه و سلم كلوا وتصدقوا والبسوا في غير أسراف ولا مخيلة (رواه النساءي)
Artinya:dari Amr bin Syuaib dari ayahnya dari kakeknya berkata, Rosulullah SAW bersabda: "makan dan minumlah, bersedekahlah serta berpakaianlah dengan tidak berlebihan dan tidak sombong (HR.Nasa'i)
Hadits diatas menerangkan bahwasannya kita di anjurkan untuk makan dan minum karena keduanya termasuk bagian yang sangat penting bahkan berpengaruh dalam hal ibadah namun kita juga tidak melupakan sedekah dan juga berpakian yang sopan karena di dalam sholat ada adab yang harus di lakukan atau di dalam bahasa arabnya bisa disebut dengan tahayyuk yang salah satunya yaitu berpakaian yang sopan dan rapi.
Begitu juga di pesantren karena di pesantren kita dididik bagaimana kita merasakan laparnya dunia luar bagi orang yang kesusahan dan yang hidup di pinggiran dan kita juga diajarkan bagaimana menguji kesabaran dengan mengantri yang sedemikian banyaknya meskipun hasil yang di peroleh tidak seperti yang kita inginkan namun hal itu banyak bermanfaat bagi kita dan itu bisa dirasakan oleh para alumni yang pernah menginjak pesantren yang salah satu contohnya yaitu jika kita sudah tidak punya uang lagi untuk di buat membeli nasi kita bisa menanggulanginya dengan berpuasa senin kamis yang sudah lumrah di dengar di kalangan pesantren ataupun masyarakat umum.Selain itu kita bisa hidup dengan sederhana dan tidak menghambur hamburkan harta yang di berikan oleh Allah SWT dengan lebih.
Kita juga dapat membantu pesantren dengan cara membeli barang yang ada di koperasi pondok pesantren atau yang sering disebut kopontren karena dengan membeli barang dari kopontren,hasil dari kopontren diputar lagi dengan membangun fasilitas yang bermanfaat bagi pesantren ataupun santrinya seperti membangun kelas untuk fasilitas belajar bagi para santri dan juga dapat memperluas area pesantren.
Pada hakikatnya makanan 4 sehat 5 sempurna itu sangatlah berguna dan bermanfaat bagi pelajar karena dapat meningkatkan kecerdasan kita,akan tetapi di pesantren bukan hanya itu yang di inginkan oleh para santri yakni para santri sangat menginginkan Barokah atau bahkan mencarinya dengan berbagai cara yang mungkin tidak lumrah di kalangan masyarakat umum.
Yang di lakukan oleh para santri setiap harinya adalah mengkonsumsi makanan yang mengandung karbohidrat tinggi seperti bakso, mi,dan semacamnya sehingga kadar gizi yang di peroleh oleh santri itu kurang seperti protein,kalsium,vitamin.oeleh karena itu kiriman dari orang tuanya yang sangat di nanti-nanti oleh para santriwan maupun santri wati karena dengan kiriman tersebut santriwan maupun santriwati dapat menambah gizi mereka dengan memakan apa yang telah di bawa oleh orang tua mereka atau orang tua teman mereka yang lumayan mengandung gizi walaupun makanan tersebut sederhana ataupun bisa juga dengan membeli makanan dengan uang hasil dari kiriman orang tuanya yang mengandung gizi yang cukup.
Pola konsumsi makanan berpengaruh terhadap status gizi seorang santri. Status gizi yang baik akan berkontribusi terhadap kesehatan yang akan berpengaruh kepada pembelajaran yang ada di pesantren seperti halnya diniyah. Dan pembelajaran yang ada di pesantren tersebut sangat dibutuhkan dan sebagai bekal kelak di masyarakat.
Namun disisi lain kita juga tidak boleh melupakan shodaqoh yang sangat bermanfaat bagi diri kita ataupun orang lain sehingga kita belajar dari shodaqoh tersebut bahwa dengan shodaqoh kita tau bahwa banyak orang yang sangat membutuhkan dan kita diajarkan juga dengan shodaqoh untuk tidak menghambur-hamburkan kelebihan harta kita oleh sebab itu Allah SWT telah menjanjikan kepada kita pahala yang besar mengenai shodaqoh yang telah tertera di dalam Al-Quran surah Al-Baqoroh :261 yang berbunyi
-مَّثَلُ الَّذِينَ يُنفِقُونَ أَمْوَالَهُمْ فِي سَبِيلِ اللّهِ كَمَثَلِ حَبَّةٍ أَنبَتَتْ سَبْعَ سَنَابِلَ فِي كُلِّ سُنبُلَةٍ مِّئَةُ حَبَّةٍ وَاللّهُ يُضَاعِفُ لِمَن يَشَاءُ وَاللّهُ وَاسِعٌ عَلِيمٌ -٢٦١
Yang artinya: "Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang menafkahkan hartanya dijalan Allah adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir; seratus biji Allah melipatgandakan (ganjaran) bagi siapa yang Dia kehendaki. Dan Allah Mahaluas (karunia-Nya) lagi Maha Mengetahui". (Q.S. Al-Baqarah: 261)