Mohon tunggu...
Adhil Ilham Sanjaya
Adhil Ilham Sanjaya Mohon Tunggu... Mahasiswa - UIN Raden Mas Said Surakarta

Hallo saya Adhil Ilham Sanjaya, mahasiswa semester 5 dari Universitas Islam Negeri Raden Mas Said Surakarta

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Tingkatkan Profitabilitas UMKM : Peran Strategis Akuntasi Manajemen dalam Pengendalian Biaya pada UMKM

10 Desember 2024   22:18 Diperbarui: 10 Desember 2024   22:18 51
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

UMKM (Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah) merupakan tulang punggung perekonomian Indonesia.  Kontribusinya terhadap PDB (Produk Domestik Bruto) dan penyerapan tenaga kerja sangat signifikan.  Namun,  banyak UMKM yang masih menghadapi tantangan dalam hal profitabilitas.  Salah satu faktor utama yang menyebabkan rendahnya profitabilitas adalah kurang efektifnya pengendalian biaya. Sebuah UMKM tentunya perlu peran Akuntasi Manajemen, karena dapat membantu UMKM tersebut untuk membantu berjalannya usaha dan mengurangi risiko yang akan terjadi. Akuntasi Manajemen membantu manajemen dalam merencanakan aktivitas bisnis, termasuk penetapan tujuan, pengembangan strategi, dan pembuatan anggaran.
Faktor inilah yang membuat akuntansi manajemen menjadi sangat krusial.  Akuntansi manajemen, berfokus pada penyediaan informasi akuntansi internal untuk pengambilan keputusan manajemen,  memberikan  kerangka kerja yang sistematis untuk memahami, menganalisis, dan mengendalikan biaya operasional UMKM.  Artikel ini akan membahas peran strategis akuntansi manajemen dalam meningkatkan profitabilitas UMKM dengan  menekankan pada pengendalian biaya dan memberikan contoh penerapannya.
Akuntansi manajemen menyediakan berbagai alat dan teknik untuk membantu UMKM mengendalikan biaya.  Teknik yang paling dasar salah satunya analisis biaya.  Analisis biaya memungkinkan UMKM untuk mengidentifikasi komponen biaya yang signifikan dan menganalisis tren biaya dari waktu ke waktu.  Dengan memahami struktur biaya, UMKM dapat mengidentifikasi area-area yang berpotensi untuk penghematan.  Contohnya,  UMKM yang bergerak di bidang Furniture dapat menganalisis biaya bahan baku, biaya tenaga kerja, dan biaya operasional lainnya untuk mengidentifikasi area mana yang paling boros.  Jika ditemukan bahwa biaya bahan baku terlalu tinggi, UMKM dapat mencari pemasok alternatif yang menawarkan harga yang lebih kompetitif atau melakukan negosiasi dengan pemasok yang ada.
 
Selain analisis biaya, akuntansi manajemen juga menawarkan teknik penganggaran.  Penganggaran merupakan proses perencanaan keuangan yang sistematis yang membantu UMKM menetapkan target keuangan dan memantau kinerja keuangannya.  Dengan membuat anggaran, UMKM dapat menetapkan target penghematan biaya dan mengukur keberhasilannya dalam mencapai target tersebut.  Misalnya sebuah UMKM dapat menetapkan target pengurangan biaya bahan baku sebesar 10% dalam satu tahun. melalui pemantauan kinerja keuangannya secara berkala, UMKM dapat menentukan apakah mereka berada di jalur yang tepat untuk mencapai target tersebut atau perlu melakukan penyesuaian.
 Teknik lain yang sangat berguna adalah analisis variance (selisih).  Analisis variance membandingkan kinerja aktual dengan kinerja yang dianggarkan.  Dengan menganalisis selisih antara kinerja aktual dan kinerja yang dianggarkan, UMKM dapat mengidentifikasi penyebab penyimpangan dan mengambil tindakan korektif.  Misalnya UMKM mendapati jika biaya bahan baku aktual lebih tinggi daripada biaya bahan baku yang dianggarkan, mereka dapat menelusuri penyebabnya, seperti fluktuasi harga pasar atau peningkatan pemborosan.  Dengan memahami penyebab penyimpangan, UMKM dapat menemukan tindakan yang tepat, yaitu mencari pemasok alternatif atau meningkatkan efisiensi pada penggunaan bahan baku.
Penerapan sistem pengendalian biaya yang efektif juga sangat penting.  Sistem pengendalian biaya yang baik melibatkan penetapan standar biaya, pemantauan biaya aktual, dan pengambilan tindakan jika terjadi penyimpangan.  Contohnya, UMKM dapat menetapkan standar biaya untuk setiap produk atau jasa yang mereka produksi atau berikan.  Melalui pemantauan biaya aktual secara berkala, UMKM dapat menganalisis biaya aktual melebihi standar biaya yang telah ditetapkan. Apabila terjadi penyimpangan, UMKM dapat mengambil tindakan korektif, seperti meningkatkan efisiensi produksi atau melakukan negosiasi dengan pemasok.
 
Penggunaan teknologi informasi juga dapat meningkatkan efektifitas akuntansi manajemen dalam UMKM.  Software akuntansi yang terintegrasi dapat membantu UMKM dalam mengotomatiskan proses pencatatan keuangan, menghasilkan laporan keuangan yang akurat dan tepat waktu, serta memberikan analisis data yang lebih mendalam.  Hal ini memungkinkan manajemen untuk membuat keputusan yang lebih tepat dan efektif dalam mengendalikan biaya.  Contoh penggunaan teknologi ini adalah dengan menggunakan software Point of Sales (POS) yang terintegrasi dengan sistem akuntansi untuk memantau penjualan, persediaan, dan biaya operasional secara real-time.
Contoh Penerapan:
Jika sebuah UMKM yang bergerak di bidang Kerajinan Bambu menerapkan akuntansi manajemen, mereka dapat melakukan hal-hal berikut:
1. Analisis Biaya: UMKM dapat menganalisis biaya bahan baku (Bambu dan Tali), biaya tenaga kerja (memotong dan merangkai), dan biaya operasional (sewa tempat, listrik, air). UMKM dapat membandingkan biaya bahan baku dari berbagai pemasok untuk menemukan harga terbaik.
2. Penganggaran: UMKM dapat membuat anggaran produksi, penjualan, dan biaya untuk periode tertentu (misalnya, bulanan atau tahunan).  UMKM dapat menetapkan target pengurangan biaya bahan baku sebesar 5% dan target peningkatan efisiensi produksi sebesar 10%.
3. Analisis Variance: Mereka dapat membandingkan biaya aktual dengan biaya yang dianggarkan.  Jika biaya bahan baku aktual lebih tinggi dari yang dianggarkan, mereka dapat menyelidiki penyebabnya dan mengambil tindakan korektif, seperti negosiasi dengan pemasok atau mencari alternatif bahan baku yang lebih murah.
4. Sistem Pengendalian Biaya: Mereka dapat menetapkan standar biaya untuk setiap produk yang mereka produksi.  Mereka dapat memantau biaya aktual secara berkala dan mengambil tindakan korektif jika terjadi penyimpangan dari standar biaya yang telah ditetapkan.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun