Mohon tunggu...
adhikaridwidasa
adhikaridwidasa Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa KKM Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang

Akun ini dikhususkan untuk mempublikasikan artikel-artikel yang berkaitan dengan Kuliah Kerja Mahasiswa Kelompok 65 Adhikari Dwidasa yang dilaksanakan oleh mahasiswa Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang. Semua artikel ini bertujuan untuk berbagi pengetahuan dan informasi yang bermanfaat bagi masyarakat, serta sebagai bagian dari upaya akademis.

Selanjutnya

Tutup

Worklife

Kolaborasi untuk Negeri Kelompok 65 dan Masyarakat Bahu Membahu di Dusun Selobekiti Desa Plandi

4 Januari 2025   00:15 Diperbarui: 4 Januari 2025   00:27 28
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Suasana Kerja Bakti Membuat Saluran Air (dok: wafid)

Kolaborasi untuk Negeri Kelompok 65 dan Masyarakat Bahu Membahu di Dusun Selobekiti Desa Plandi

Gotong royong adalah nilai budaya yang menjadi ciri khas bangsa Indonesia, terutama dalam menghadapi berbagai tantangan, termasuk bencana alam. Salah satu contohnya adalah tanah longsor yang kerap terjadi di daerah lereng gunung seperti Desa Plandi, Dusun Selobekiti. Dalam kondisi ini, solidaritas masyarakat dan partisipasi berbagai pihak menjadi kunci untuk meringankan beban bersama. Di tengah situasi seperti ini, Kelompok Kerja Mahasiswa (KKM) 65 Adhikari Dwidasa mengambil langkah nyata melalui kerja bakti untuk membenahi area longsor yang mengancam keselamatan warga setempat.

Kegiatan kerja bakti tidak hanya berfokus pada aspek fisik seperti membersihkan puing-puing longsor, tetapi juga membawa dampak psikologis positif bagi masyarakat. Mahasiswa yang tergabung dalam KKM 65 berhasil menunjukkan bahwa kontribusi akademisi tidak hanya berada di ruang kelas, tetapi juga dapat langsung dirasakan oleh masyarakat.

Kerja bakti yang dilakukan oleh KKM Kelompok 65 Adhikari Dwidasa di Desa Plandi, Dusun Selobekiti, menjadi cerminan nyata dari semangat gotong-royong yang masih hidup di tengah masyarakat modern. Dalam kegiatan ini, mahasiswa bekerja sama dengan warga setempat untuk membersihkan material longsor yang menutupi jalan utama ke dusun dan membuat saluran air jika hujan datang. Aktivitas ini bukan hanya tentang menyelesaikan masalah fisik, tetapi juga mempererat hubungan sosial antara mahasiswa dan masyarakat.

Kehadiran KKM Kelompok 65 membawa angin segar bagi warga Desa Plandi yang terdampak bencana. Dengan semangat dan tenaga muda mereka, mahasiswa berhasil memberikan harapan baru kepada warga yang sebelumnya merasa kehilangan arah. Pak Juri, selaku Kepala Dusun Selobekiti, menyebutkan bahwa keterlibatan mahasiswa membuat mereka merasa tidak sendirian dalam menghadapi bencana ini. Kerja bakti tersebut juga menjadi momen untuk berbagi pengalaman dan belajar dari satu sama lain.

Suasana Kerja Bakti Membersihkan Puing-Puing Longsor (dok: wafid)
Suasana Kerja Bakti Membersihkan Puing-Puing Longsor (dok: wafid)

Sebagai mahasiswa, partisipasi dalam kegiatan seperti ini membuahkan pelajaran yang berharga. KKM Kelompok 65 tidak hanya memahami teori sosial di dalam kelas, tetapi juga merasakan langsung bagaimana menjadi bagian dari solusi bagi masyarakat. Kerja bakti adalah sarana efektif untuk mengasah empati dan membangun kesadaran sosial. Jadi, para mahasiswa belajar pentingnya kepemimpinan yang melibatkan masyarakat dalam setiap langkahnya.

Selain itu, dampak lingkungan dari kegiatan ini juga signifikan. Perbaikan drainase merupakan langkah preventif untuk meminimalkan risiko longsor di masa mendatang. Hal ini menunjukkan bahwa aksi mereka tidak hanya menyelesaikan masalah jangka pendek, tetapi juga memperhatikan keberlanjutan. Upaya ini sejalan dengan konsep pembangunan berbasis masyarakat yang mengutamakan keberlanjutan lingkungan dan sosial.

Kegiatan kerja bakti yang dilakukan oleh KKM Kelompok 65 Adhikari Dwidasa di Desa Plandi, Dusun Selobekiti, memberikan pelajaran berharga tentang pentingnya kolaborasi dalam menghadapi bencana. Tidak hanya menyelesaikan masalah secara fisik, kegiatan ini juga berhasil membangun solidaritas sosial antara mahasiswa dan masyarakat. Dengan semangat gotong-royong, aksi ini menunjukkan bahwa setiap individu, baik dari kalangan akademisi maupun masyarakat biasa, memiliki peran yang signifikan dalam menciptakan perubahan.

Kerja bakti tidak hanya menjadi sarana untuk memperbaiki lingkungan, tetapi juga media untuk mempererat hubungan sosial. Hal ini juga relevan dalam kasus Desa Plandi, di mana mahasiswa berhasil menjadi jembatan yang menghubungkan komunitas akademis dengan kehidupan masyarakat yang lebih luas. Kegiatan seperti ini penting untuk terus dilakukan, tidak hanya untuk menangani bencana, tetapi juga sebagai upaya berkelanjutan dalam membangun masyarakat yang lebih tangguh dan berdaya. Melalui partisipasi aktif ini, KKM Kelompok 65 tidak hanya memberikan kontribusi nyata kepada masyarakat Desa Plandi, tetapi juga membuktikan bahwa generasi muda memiliki potensi besar dalam membawa perubahan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun