Strukturalis yang mengkaji bahasa dari penggunaan apa adanya, tanpa memperhatikan secara khusus pikiran pengguna bahasanya, kaum rasionalis justru mengaitkan antara pikiran dengan bahasa yang diungkapkan. Aliran ini kemudian menggunakan istilah kompetensi dan performansi (language competence dan language performance). Istilah kompetensi digunakan untuk menamai kemampuan yang dimiliki pembicara sehingga ia memiliki kemungkinan melahirkan atau mengucapkan bahasa. Sedangkan istilah performan digunakan untuk menamai perbuatan seorang individu ketika menerapkan kompetensinya tadi dalam praktik nyata mengungkapkan atau memahami bahasa.
Pada aliran behaviorisme-strukturalis, kemampuan berbahasa seseorang semata-mata dianggap sebagai hasil proses stimulus-respons dari lingkungannya. Sedangkan kaum rasionalis, yang dalam psikologi disebut pula kaum nativisme ( Rakhmat, 1992:271) berkeyakinan bahwa kemampuan atau kompetensi selain disebabkan oleh faktor eksternal seperti lingkungan, juga dibangun oleh unsur dalam berupa sistem bahasa bawaan yang dimiliki manusia dan diprogram secara genetik dalam otak kita. Chomsky menyebutnya language acquisition device (LAD). Sistem itu memunngkinkan manusia mampu menggabung-gabungkan komponen-komponen bahasa secara kreatif, tidak hanya meniru tetapi mencipta. Teori nativisme menggambarkan bahwa seorang anak memperoleh pengetahuan tentang bahasa tertentu ketika bahasa yang didengar membangkitkan respons bawaan dari kemampuan bahasanya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H